curhat

UCAPAN SELAMAT


SESAL SELALU DI BELAKANG,
MASIH ADA WAKTU JIKA KAU MAU
Oleh :

Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Pernah saya membaca sebuah buku kehidupan yang kini menginspirasi kehidupan saya. Seorang gadis yang sangat luar biasa, tekun, rajin dan cantik sekali. Ia berasal dari desa sangat lugu sekali. Kerasnya kehidupan mengantarnya menuju kota metropolitan demi rupiah dan sesuap nasi. Sebulan ia disana begitu tegar dengan tamparan-tamparan kehidupan. Imannya yang kuat membentenginya dari maksiat, suasana asri desanya dulu mampu memproteksi bahkan dapat mewarnai sahabat dan lingkungan kota dimana ia tinggal. “saya salut dengannya” gumamku dalam hati. “sepandai-pandai tupai meloncat akhirnya jatuh juga” begitu pepatah mengatakan. Bergaul dengan sahabat yang berasal dari dunia hitam, lingkungan yang penuh kemaksiatan, membuat imannya semakin menipis hari demi hari. Teman baiknya datang, dekat sekali. Ternyata Wiliam Shakes peare benar “friendship is garden where the love grows” (persahabatan adalah kebun dimana cinta itu tumbuh). Cintapun bersemi di hatinya, indah sekali dan memikat sekali keindahan cinta. Salahkah dia ? tidak ada yang salah darinya. Salahkah cinta dan salahkah jika kita mencintai ? tidak ada yang salah, karena cinta suci dan abadi, hanya orang-orang yang mengotori cinta.
Orang desa yang taat kini merasa kuat menghadapi maksiat. Keluguannya membuatnya berani berpegangan tangan, aduhai indahnya…. Keindahan cinta memabukkannya dan membuat dia tidak sadar. Ketidaksadaran itu membuatnya semakin jauh menapaki cintanya. Indah memang dan manis rasanya memadu cinta, semakin masuk ke dalam semakin manis dan semakin dahsyat getaran keindahannya. Pelukan begitu menggetarkan, ciuman membuatnya berdebar dan semalam rasanya masih melekat serta membuatnya tidak bisa tidur.
Malam yang terang, indah dengan cahaya bulan, 2 insan berlainan jenis yang belum resmi dalam ikatan memadu kasih di sebuah jembatan. Tanpa sadar kerudung dan pakaian keduanya sudah berada di bawah menjadi alas. Dalam temaram sinar bulan 2 tubuh yang telanjang itu bersatu, dan seiring keringat mengalir, terjadilah…. Ternyata setelah tahu akan betapa nikmatnya “bercinta”, kejadian itupun berulang dan berulang. Hingga suatu ketika ibunya mengetahui ketika ada yang ganjil di perutnya, seringkali muntah disaat pagi, dan ada manusia baru dalam rahimnya, ibunya terkejut, marah dan mengusirnya. Wanita itu menangis, minta maaf pada ibunya. “maafkan aku bu, aku menyesal” sejuta impiannya hancur, ia harus menelan pil pahit itu. kini anaknya sudah 4 tahun, sendiri ia mengasuh darah dagingnya karena pria idamannya yang ternyata hanya meneguk sari madunya saja. Ada 2 rasa saat ia memandang wajah putranya, rasa bahagia karena ia cerdas dan lucu, rasa sedih dan bersalah karena ia adalah hasil dari cinta terlarangnya. “maafkan aku nak, karena-ku kau hidup tanpa kasih sayang bapak, bukan kau yang salah nak, tapi kami berdua dulu, maafkan aku ibu, aku tak sempat membuatmu bahagia, maafkan aku ayah, aku menyesal”. Sayang maafnya yang ke-3, yaitu permintaan maaf pada bapaknya terpaksa ia katakan diatas batu nisan kuburan ayahnya. Mungkin tubuh suci ayahnya menangis di alam sana mendengar tragedi putri tercintanya. Sesal itu tak mampu menghapus dukanya, sesal itu tak mampu memutar waktu kembali seperti dulu sebelum mahkotanya terjamah, dan kesuciannya terenggut. “andai dulu aku tidak ……, tentu semua ini tidak akan terjadi”.
Apakah semua ini cerpen atau sekedar kisah fiksi agar nampak seperti sebuah sastra ? bukan sahabatku semua. Itu kisah nyata, realita dan ada di sekitar kita. Orang itu masih hidup, dan sekarang menjadi saksi sejarah kehidupannya sendiri. Siapakah wanita itu ? Wanita itu adalah teman akrab dari seorang yang tulisannya anda baca saat ini sewaktu sekolah dulu. Bacalah kembali judul diatas, jangan sampai tangisan itu terlambat. Apakah kau akan mengatakan “aku menyesal” setelah semuanya terjadi ? Godaan itu begitu memukau, jika kau tergoda sakitnya tiada tara. Bagi yang terjerat cinta, dan sedang bermanis-manis dalam indahnya pacaran, segeralah bangun dan sadar dari mimpi indah yang mematikan itu. Masih ada waktu sebelum terlambat, dan waktu itu adalah sekarang untuk mengambil keputusan. Jangan nodai cinta, tempatkanlah cinta secara tepat, dan bangunlah kemesraan cinta dalam bingkai yang tepat melalui pintu indah pernikahan.


• Penulis adalah Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, alumni IMM, seorang guru dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

0 komentar:

Posting Komentar