curhat

SAAT AKAL TUNDUK PADA TUHAN Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; M.Pd.I. (HP : 081336385486) Sebagaimana kita ketahui, apabila mayat sudah di kubur pasti akan segera mengalami proses pembusukan dan penguraian, apalagi mayat yang sudah di kubur sekian waktu lamanya. Dalam pandangan Tanatologi , jika seseorang mati maka akan terjadi 4 keadaan/fase secara berurutan , yaitu : Livor Mortis (lebam mayat), Rigor Mortis (kaku mayat), Algor Mortis (penurunan suhu tubuh mayat), dan Dekomposisi (pembusukan mayat dan terjadi penguraian/penghancuran). Namun, kuasa Allah Swt, kita bisa temui banyak fakta dan bukti yang sangat kuat bahwa mayat atau jenazah para syuhada (Orang yang mati syahid dalam perang), para nabi, orang suci (wali Allah Swt), serta orang-orang sholih lainnya, tetap utuh dan bahkan menebarkan bau harum. Jasad-jasad itu tidak mengalami proses pembusukan ketika kuburan mereka di gali kembali. Salah satunya adalah peristiwa yang sangat luar biasa ini, yang sempat menghentak publik-dunia terutama penduduk di kawasan Iraq. Pada tahun 1932 , bertepatan dengan tahun 1351 H , raja Iraq yang bernama Shah Faisal I bermimpi yang mampu membuatnya gelisah. Di dalam mimpi itu , ia di tegur oleh Huzaifah Alyamani , salah seorang sahabat nabi Saw, yang berkata : “ wahai raja ! ambillah jenazah ku dan jenazah jabir al Anshori (juga salah seorang sahabat nabi Saw ) dari tepian sungai tigris dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburan ku sekarang di penuhi oleh air, kuburan jabir di penuhi juga dengan air.” Mimpi yang sama terjadi secara berulang-ulang pada malam berikutnya, tetapi raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena merasa ada hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga, Huzaifah Al-Yamani hadir dalam mimpi mufti besar Iraq. Huzaifah Al-Yamani berkata dalam mimpi sang mufti itu : “Aku telah memberitahukan raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazah ku, tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah pada raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami .” Setelah mendiskusikan masalah ini, raja Faisal di sertai oleh perdana mentri dan mufti besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskanlah bahwa mufti besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan perdana mentri akan menyampaikan pernyataan pers supaya semua orang tau tentang rencana besar ini. Maka di umumkanlah kepada publik bahwa rencana ini akan di langsugkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah sholat dhuhur dan ashar. Kuburan kedua sahabat nabi saw itu akan di buka dan jenazahnya akan di pindahkan ke tempat lain. Karena pada waktu itu sedang musim haji, maka para jama’ah haji yang sedang berkumpul di kota Mekkah, meminta raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa turut menyaksikan langsung ekskafasi dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskafasi itu ditunda sampai mereka selesai. Akhirnya, Raja Faisal I setuju untuk menangguhkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah. Setelah sholat dhuhur dan ashar, pada tanggal 20 Dzulhijah 1351 H bertepatan dengan Tahun 1932 M, orang –orang berdatangan ke kota Baghdad. Bukan hanya dari kalangan muslimin, melainkan juga dihadiri oleh banyak nonmuslim, mereka berkumpul di kota Baghdad hingga penuh sesak. Ketika Kuburan Huzaifah Al-Yamani di buka, segeralah mereka melihat bahwa kuburan itu di penuhi air di dalamnya. Tubuh Huzaifah Al-Yamani diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat hati-hati agar tidak rusak dan jenazah yang tampak masih sangat segar itu di baringkan di sebuah tandu. Kemudian, raja Faisal beserta mufti besar, perdana mentri dan pangeran Parok dari mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dari kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-janazah itu. Selanjutnya, tubuh jabir bin Abdullah Al-Anshari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama hati-hatinya dan dengan segenap kehormatan. Pemandangan yang sangat menakjubkan itu sedang dilihat oleh banyak orang laki-laki dan perempuan, muda dan tua, miskin dan kaya, muslim dan non muslim. Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi Saw yang kurang dikenal kaum muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh oleh bakteri pengurai sedikitpun. Kedua jenazah mulia yang menggemparkan dunia dan membuat semua yang menyaksikan saat itu terperanga dan tak bisa menutup mulutnya. Kebisuan pun mengharu biru, mereka seolah tak percaya dengan apa yang mereka saksikan pada hari itu. Selain tubuh keduanya yang tampak segar bugar, peti mati mereka juga tampak masih utuh dan baru : bahkan pakaian yang mereka kenakan pada saat di kubur semuanya utuh. Kalau dilihat sekilas, kedua sahabat nabi dan pahlawan islam ini tampak seperti masih hidup dan hanya terbaring saja. Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan di kebumikan kembali ke kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan sahabat sejati Nabi lainnya, yaitu Salman Al-Farisi yang terletak di Salman Park, kurang lebih 30 mil jauhnya dari kota Baghdad. Kejadian ajaib ini sangat mengundang kekaguman para ilmuan, kaum filsafat dan para dokter. Salah satu dari mereka adalah seorang fisiologis dari Jerman yang kelihatan sangat tertarik dengan fenomena ini. Ia sangat ingin melihat langsung kondisi tubuh jenazah kedua sahabat nabi itu yang telah dikuburkan selama 1300 tahun lamanya. Oleh karena itu, ia langsung mendatangi mufti besar Iraq. Sesampainya ia di tempat, peristiwa akbar itu sedang terjadi dan menyaksikan sendiri tanda kekuasaan Allah tersebut, ia langsung memegang kedua tangan sang mufti dengan eratnya sambil berkata : “bukti apa lagi yang harus di cari bahwa islam itu benar. Aku sekarang juga akan masuk islam dan tolong ajari aku tentang islam”. Di hadapan ribuan orang yang sedang menyaksikan dirinya, dokter dari Jerman itu menyatakan keislamannya. Seketika itu juga, banyak orang lainnya yang beragama Kristen bahkan Yahudi turut juga menyatakan diri sebagai muslim karena mereka melihat bukti yang sangat nyata di pampangkan di depan mata mereka. Ini bukan yang pertama dan terakhir masih banyak lagi setelah itu kaum Nasrani dan Yahudi serta dari agama lain yang berbondong-bondong masuk islam karena telah menyaksikan atau mendengar kejadian aneh nan menakjubkan ini. Fenomena Jabir dan Huzaifah, dua sahabat Nabi Saw. yang meninggal saat perang Uhud itu membukakan mata banyak sekali umat manusia. Mereka menunjukkan bagi umat manusia bahwa nikmat kubur itu memang benar-benar ada, sama halnya juga dengan azab kubur yang juga benar-benar terjadi. Barang siapa yang mendapat nikmat kubur, jasadnya akan tetap utuh dan harum serta namanya akan di kenang. Dari sini nampak bahwa konsep kedokteran khususnya bidang tanatologi tidak mampu menjelaskan penyimpangan proses pembusukan mayat para syuhada. Konsep empirismenya John Lock dan paradigma positivistiknya Augustus Comte juga runtuh oleh fakta utuhnya jasad 2 sahabat nabi diatas. Satu-satunya dalil dan argumentasi ilmiah adalah dengan meyakini Q.S. Al-Baqoroh : 154 : ولاتقولوا لمن يقتل في سبيل الله أموات بل أحيأ ولكن لاتشعرون “Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”.

MERAIH KEBAHAGIAAN Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; M.Pd.I. (HP : 081336385486) 1. Hakikat Kebahagiaan. Kurt Cobain termasuk salah satu musisi legendaris dunia. Ia adalah vokalis band terkenal, Nirvana. Cobain lahir di Aberdeen, Washington pada tanggal 20 Februari 1967. Karena orang tuanya memutuskan berpisah, memaksa Cobain harus tinggal bersama kakaknya di Seattle. Dari karya seni dan bakatnya, ia menjadi sangat terkenal dan kaya raya. Uang melimpah dan apapun yang diinginkan mudah diwujudkan. Popularitas melambung dan bermobil mewah. Hingga peristiwa menarik terjadi pada Tahun 1994. Saat ia di rumah kakaknya di lantai 2, ia menulis di secarik kertas yang kemudian dikenang sejarah : “ I don’t have the passion anymore. And so remember, it’s better to burn out than to fade away. Peace, love, empathy, Kurt Cobain” (Aku sudah tidak bergairah lagi. Ingatlah, tubuh ini lebih baik dibakar hingga musnah daripada dikuburkan. Salam Damai, Cinta, dan Kasih dari Kurt Cobain). Lalu ia menarik pelatuk pistol mengarah tepat di kepalanya sendiri untuk mengakhiri hidup. Cobain ditemukan meninggal dunia karena bunuh diri di kamar atas rumah kakaknya di Seattle. Ia memutuskan untuk menghabisi nyawanya dengan aksi menembak dirinya sendiri. Ia melakukan aksi itu karena depresi. Kejadian Cobain sama dengan yang dialami oleh para legenda rock pendahulunya seperti Jim Morrison, Janis Joplin, Jimmi Hendrix, Bon Scott ,dan masih banyak lagi yang lain. Apa sebenarnya yang membuat bintang rock ini terkena depresi sehingga mau mengakhiri hidupnya? Sebenarnya, hidup Cobain sendiri tidak terlalu susah, apalagi dari segi materi. Sebagai musisi sukses dengan popularitas yang tinggi, jelas ia serba kecukupan. Secara material, jelas ia tidak kekurangan. Namun yang membuat ia depresi ialah justru kepopulerannya sendiri. Kepopuleran Cobain yang langsung melejit telah membuatnya terguncang dan semakin diliputi oleh depresi. Untuk melampiaskan depresinya, ia melampiaskannya dengan cara mengkonsumsi narkoba. Tapi apa lacur, bukan ketenangan yang di raih, ketakutan demi ketakutan terhadap banyak hal malah makin menambah depresi hidupnya. Ketergantungan pada narkoba dan berbagai masalah yang tidak bisa di hadapi itulah yang akhirnya mengantarkannya menarik pelatuk pistol untuk mengakhiri hidupnya. Menurut Abu Hamid al-Ghazhali, orang yang senang (al-sa’id) itu belum tentu tenang (al nafs – al mutmainnah). Kebahagiaan itu kenyataannya tidak bermula pada kesenangan, melainkan berangkat dari ketenangan. Orang yang memiliki banyak uang pasti senang karena segala kebutuhannya tercukupi, tetapi apakah uang dapat menjamin seseorang mendapatkan ketenangan hidup. Sering kali kita temukan, orang kaya justru menjadi bertambah cemas, karena takut dan khawatir hartanya berkurang atau habis. Ada adagium dalam dunia tasawuf yang patut untuk di renungkan, “Lastu aras sa’adata jam’a malin, walikin at-taqiya lahaiya as-sa’idu.” (saya merasa tidak bahagia jika berada dalam kekayaan harta, tapi karena adanya takwa inilah menjadi bahagia yang hakiki). Lantas siapakah yang menjadikan tenang ? dan bagaimanakah ketenangan bisa diraih ? Perhatikan Firman Allah berikut : ثم أنزل الله سكينته على رسوله وعلى المؤمنين “Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rosul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman…”. Perhatikan lagi : هوالذي أنزل السكينة في قلوب المؤمنين ليزدادوا إيمنا مع إيمانهم “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada)”. Perhatikan lagi : “… Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat”. Perhatikan lagi : الذين أمنوا وتطمئن قلوبهم بذكرالله. آلابذكرالله تطمئن القلوب “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. Jika kita mencermati ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, nampak bahwa yang memberikan ketenangan itu adalah Allah. Sedang cara untuk mendapatkan ketengan adalah dengan beriman kepada-Nya. Dengan beriman pada Allah manusia menjadi tenang, dan ketenangan merupakan kunci hidup bahagia. Ketenangan jiwa niscaya akan menghilangkan rasa cemas hingga hidup menjadi ringan tanpa beban. Segala penyakit fisik pun akan hilang atau berkurang dengan sendirinya jika jiwa kita menjadi tenang. Orang yang tenang akan dengan mudah mendapat kesenangan dan kebahagiaan. 2. Tragedi Manusia Modern. Saat kemajuan IPTEK dengan segala ragamnya ternyata tidak berhasil mengangkat harkat kehidupan manusia secara hakiki. Justru banyak terjadi kegelisahan-kegelisahan dan semakin tidak bermaknanya kehidupan dan hampanya nilai spiritual. Disaat itulah terjadi “tragedi manusia modern”. Zakiah Darajat dalam bukunya Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental (1985) menyatakan, “seharusnya kondisi dan hasil kemajuan itu membawa kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Kenyataannya justru menyedihkan, kebahagiaan itu ternyata semakin jauh”. Senada dengannya, Hossein Nasr mengatakan, “krisis peradaban modern bersumber dari penolakan (negation) terhadap hakikat ruh dan penyingkiran ma’nawiyah secara gradual dalam kehidupan manusia. Manusia modern mencoba membunuh Tuhan dan menyatakan kebebasannya dari kehidupan Akhirat. Akhirnya, manusia justru mengalami eksternalisasi dan alienasi (manusia terasing dari dirinya sendiri). Manusia modern yang sering digolongkan sebagai the post industrial society (suatu masyarakat yang telah mencapai tingkat kemakmuran materi sedemikian rupa) bukannya semakin mendekati kebahagiaan hidup, melainkan malah dihinggapi rasa cemas dan depresi justru karena kemewahan hidup yang diraih. Dari sinilah mungkin fenomena bunuh dirinya Kurt Cobain bisa menemukan jawabannya. J. Herlihy mengatakan, “manusia tradisional berusaha mengawinkan hati dan pikirannya lalu berusaha menerima Tuhan dan agama sehingga timbul kedamaian dalam dirinya, sedang manusia modern justru menceraikan pikiran dan hatinya sehingga jauh bahkan mematikan Tuhan dan agama”. Hal ini diperkuat oleh Berger yang mengatakan “Nilai-nilai supranatural telah lenyap dalam dunia modern”. Lenyapnya nilai-nilai tersebut dapat diungkap dalam suatu rumusan yang agak dramatis, seperti “Tuhan Telah Mati” (Nietszhe). Dalam bahasa Marchel A. Boisard, “manusia modern telah kehilangan rasa supernatural (alam gaib) secara besar-besaran”. 3. Jangan Distorsi Pemahaman. Di penghujung tahun 2007 Frontier Consulting Group melakukan survey yang kemudian dikenal sebagai Indonesian Happiness Index (IHI) yang salah satu hasilnya : 1. Orang-orang yang duduk di Top Management adalah salah satu golongan yang paling tidak bahagia. 2. Unemployee (orang yang tidak memiliki pekerjaan/pengangguran) justru merasa lebih berbahagia dari pada mereka yang di top manager. 3. Laki-laki lebih bahagia dibanding perempuan. Penelitian yang dipimpin oleh para profesor bidang ekonomi dari London School menyimpulkan bahwa uang memang mampu membeli segalanya kecuali kebahagiaan. Dalam survey kekayaan, Inggris, Canada dan Jepang termasuk Negara kaya. Namun dalam survey tingkat kebahagiaan, Negara-negara itu yang paling tidak bahagia. Berdasarkan informasi kompasiana.com dan metrotvnews.com bahwa hutang Indonesia di tahun 2011 naik Rp. 17,13 triliun yaitu menjadi Rp. 1.695.000.000.000.000 atau Seribu Enam Ratus Sembilan Puluh Lima Triliun Rupiah. Jika dihitung kasar apabila hutang Indonesia Rp. 1.695 triliun dibagi dengan jumlah penduduk indonesia 250 juta jiwa, maka setiap orang warga Indonesia berhutang sebanyak Rp. 6.780.000. Maka tidak heran jika dengan banyaknya hutang itu, ada yang mengatakan Indonesia sebagai negara yang sangat miskin. Selain itu berdasarkan politikana.com jumlah penduduk Indonesia miskin yang pengeluaran perhari nya Rp. 11.687 ada 130,14 juta. Namun yang menarik, berdasarkan studi oleh Ipsus Global (pada Februari , yang dikutip oleh majalah Time, Kamis 1 Maret 2012), didapatkan hasil “Indonesia adalah negara paling bahagia sedunia”. Mengapa negara-negara yang masuk ke dalam kategori 10 negara terkaya dengan pendapatan perkapita paling tinggi seperti Qatar, Luxemberg, AS, Singapura, Belanda, Swiss, dan lainnya tidak bahagia ? Kenapa malah Indonesia yang menempati rangking pertama Negara paling bahagia ? 1. Apakah karena mayoritas warga Indonesia muslim sehingga bisa merasa bahagia ? 2. Apakah Islam melegalkan kemiskinan bagi umatnya ? 3. Apakah Islam tidak memperbolehkan umatnya kaya ? 4. Apakah Akhirat adalah segala-galanya sehingga dunia sebaiknya ditinggalkan agar bisa menggapai kebahagiaan yang hakiki ? 5. Apakah karena Muhammad SAW (yang menjadi nabinya umat Islam) miskin tapi bahagia sehingga harus mencontohnya ? 6. Apakah kisah Qorun dan Tsa’labah yang membuat Allah benci dengan kekayaan dan menghukum mereka yang kaya ? Temukan jawabannya di artikel selanjutnya dan di pertemuan pengajian selanjutnya.

VISUM ET REPERTUM (VER) Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; M.Pd.I. (HP : 081336385486) www.tata-h5idris.blogspot.com Robert Guilhem adalah pakar genetika. Ia mendeklarasikan keislamannya setelah terperangah kagum oleh ayat-ayat al – Qur’an yang berbicara tentang iddah (masa tunggu) wanita muslimah yang dicerai suaminya seperti yang diatur oleh Islam. Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki, baru-baru ini membuktikan bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan. Ketakjuban Guilhem diamini oleh guru besar anatomi medis di Pusat Nasional Mesir dan konsultan medis, Dr. Abdul Basith As-Sayyid. Abdul Basith menegaskan bahwa pakar Robert Guilhem, pemimpin Yahudi di Albert Einstein College dan pakar genetika ini mendeklarasikan diri masuk Islam ketika ia mengetahui hakikat empiris ilmiah dan kemukjizatan al-Qur’an tentang penyebab penentuan iddah (masa tunggu) perempuan yang dicerai suaminya dengan masa tiga bulan. Di antara ayat-ayat iddah yang membuat Guilhem takjub adalah sebagai berikut : • وَاللائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللائِي لَمْ يَحِضْنَ وَأُولاتُ الأحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا “Dan, perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan, perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS.ath-Thalaaq [65]: 4). • وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri, (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.” (QS. Al-Baqarah [2]: 234). • يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ عِدَّةٍ تَعْتَدُّونَهَا فَمَتِّعُوهُنَّ وَسَرِّحُوهُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya, maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka, berilah mereka mut’ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya.”(QS. Al-Ahzab [33]: 49). Menurut penjelasan guru besar anatomi Mesir ini, pakar Guilhem yakin dengan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak, kemungkinan seperti sidik penis.-Penulis-), khususnya pada perempuan. Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30%. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga, perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya. Bukti empiris ini mendorong pakar Guilhem melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika muslim di Amerika. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka. Sementara itu, penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita nonmuslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah (extramarital intercourse). Hal yang membuatnya lebih kaget dan tercengang adalah ketika Guilhem melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Bagaimana tidak, ternyata ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam jejak/sidik penis laki-laki lain alias istrinya berselingkuh. Ia menangis dan kaget. Lebih lanjut dia melakukan uji DNA pada 3 anaknya. Dari penelitiannya itu, ia menemukan hanya satu dari tiga anaknya yang berasal dari dirinya. 2 yang lain memuat DNA yang berbeda dan dari pria/ayah yang berbeda pula. Penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem untuk memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan memelihara keutuhan kehidupan sosial. Ia yakin bahwa muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini. Subhanallah…!! Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

TERAPI TAWAKAL Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; M.Pd.I. Judul ini terinspirasi oleh sebuah buku terbitan Ahsan Books yang merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan 10 Ulama terkenal pada zamannya, yaitu : Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Abu Thalib Al-Makki, Syekh Abdul Qadir Jailani, Imam Ghozali, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Abu Said Al-Kharraz, Ibnu Taimiyah, Ibnu Atha’illah As-Sakandari, Al-Muhasibi, dan Imam Qusyairi. Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Luqman Junaidi tahun 2010 dengan judul “Terapi Tawakal” dan memberikan inspirasi serta menyejukkan qolbu bagi siapa saja yang membacanya. Salah satu kisah memukau yang bisa dikutib disini adalah kasus Abu Hamzah Al-Khurasani. Saat perjalanan menunaikan ibadah haji, ia terperosok di sumur tua yang sudah tidak terpakai di tengah padang pasir yang sepi. Dia ingin berteriak minta tolong, tapi ia telah bersumpah tidak minta tolong pada siapapun kecuali hanya kepada Allah. Akhirnya diapun diam dan hanya yakin dengan pertolongan Allah. Sesaat setelah itu terdengar ada 2 lelaki yang bercakap “sumur ini sudah tidak terpakai, mari kita tutup saja agar tidak ada orang yang terperosok”. Saat itu Abu Hamzah Al-Khurasani yang mendengar kedua lelaki itu ingin berteriak minta tolong, tapi ia ingat akan sumpahnya. Dia kembali meneguhkan diri “Aku hanya akan berteriak dan minta tolong pada Zat yang lebih dekat dari kedua orang ini, bahkan Zat yang lebih dekat dari urat leherku”. Akhirnya kedua orang itu menutup sumur dengan dahan, ranting dan dedaunan. Agak lama Abu Hamzah Al-Khurasani di dalam sumur, disaat tiba-tiba ada suara mendekat dan menyibak dahan, ranting dan dedaunan yang menutup sumur itu. Ada tali yang dijulurkan ke dalam sumur untuk Abu Hamzah Al-Khurasani seakan tahu betul bahwa disitu ada orang yang terjebak. Abu Hamzah Al-Khurasani berpegangan dan setelah diatas, belum sempat bahagia terekspresikan dari wajahnya, ia panas dingin ketakutan melihat penolongnya adalah seekor singa, binatang buas yang manusia pun bisa menjadi mangsanya. Singa itupun pergi meninggalkannya yang menggigil ketakutan. Saat itulah ia seakan mendengar suara “Abu Hamzah, tidakkah ini lebih baik ? engkau selamat dari mulut sumur tua meski berada di depan mulut singa?” (Terapi Tawakal hal. 190-192). Secara etimologis, kata tawakal berasal dari fi’il madli وكل (wakkala) yang berarti menyerahkan atau mempercayakan. Dalam kitab jaami’ul ‘Ulum wal hikam, secara terminologis Ibnu Rojab Al-Hanbali menjelaskan, tawakal adalah penyandaran hati yang sebenar-benarnya terhadap Allah dalam mengambil kemaslahatan dan mencegah kemudharatan dari berbagai urusan dunia dan akhirat secara menyeluruh. (Syekh Salim Bin ‘Ied Al-Hilali, dalam Syarah Riyadhush Sholihin, Pustaka Imam Syafi’i, 2013, halaman 287). Dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa tawakal berarti pasrah sepenuh hati kepada Allah terhadap apapun yang terjadi. Pertanyaaannya, mengapa tawakal bersanding dengan terapi ? bisakah tawakal menjadi terapi ? apakah tawakal menafikan usaha manusia ? apakah dengan tawakal lantas manusia tidak perlu berobat ? pengalaman pribadi penulis agaknya cukup inspiratif diceritakan pada pembaca sekalian. Jumat 21 Agustus 2015 penulis diminta menyampaikan khutbah Jumat di masjid Al-Ikhwan Jember dimana saat itu putri ke-2 penulis sedang sakit, sudah 2 hari panas mencapai 390C. Penulis mengalami trauma karena putri pertama pernah mengalami hal serupa dihari yang sama dan sampai terjadi kejang, opname di Puskesmas disaat penulis sedang sholat jumat dan menjadi Khotib di Masjid Al-Mubarok Jember, yang dampaknya hingga sekarang mengalami keterlambatan bicara akibat kerusakan sistem otak saat kejang. Secara manusiawi wajar jika kami merasa khawatir dengan keadaan sakit putri ke-2 kami, hingga disela Khutbah Jumat kami meminta keikhlasan doa dari para jamaah untuk kesembuhannya. Yang lebih berat, sepulang jumatan, harus berangkat ke Cakru Kencong-Jember selama 3 hari dalam rangka training para Dosen UNMUH Jember. Saat itu sahabat dosen menguatkan “pasrahkan pada Allah pak Idris, إن تنصر الله ينصركم ويثبت أقدامكم (jika kamu menolong agama Allah, Niscaya Allah akan menolongmu dan mengokohkan pendirianmu)”. Dengan mata sayu, badan lemas dan panas serta agak rewel karena sakit penulis tinggal putri ke-2 kami ke Cakru nginap selama 3 hari sampai minggu, 23-8-2015, dimana selama acara HP tidak boleh digunakan. Betapa bingungnya hati penulis, karena meninggalkan keluarga yang sakit dan tidak bisa berkomunikasi sama sekali. Penulis hanya sempat meninggalkan sirup untuk sekedar pengobatan simtomatis (obat untuk menurunkan atau menghilangkan gejala yang muncul). Disaat itulah penulis hanya berdoa : يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث. حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم. اللهم ربا الناس أذهب البأس إشف وأنت الشافي لاشفاء إلا شفائك شفاء لايغادر سقما Itu yang kami lafadzkan berulang-ulang, tawakal memohon kesembuhan langsung dari Allah. Saat selesai acara pulang dari Cakru pada hari Minggu, betapa bahagia hati melihat putri ke-2 kami sehat bermain dengan kakak dan uminya yang langsung minta gendong menyambut kedatangan penulis. Sungguh tawakal merupakan sebuah terapi tertinggi kepada ilahi zat sang maha penyembuh. Dari sini penulis berpendapat secara yakin bahwa tawakal itu bukanlah pasrah yang pasif, tetapi tawakal merupakan bagian dari usaha yang aktif. Tawakal tidak menafikan usaha manusia, tawakal juga tidak menutup pintu berobat jika sakit. Justru usaha dan upaya aktif dalam berobat lalu bertawakal/menyerahkan pada Allah, itu akan mempercepat dan memudahkan bagi terbukanya taqdir Allah yang lebih baik untuk seorang hamba. Sungguh maha benar firman Allah : ومن يتوكل على الله فهو حسبه “dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya”. (Q.S. Ath-Tholaq : 3). Mungkin pembaca merasa bahwa pengalaman pribadi ini tidak valid karena dianggap sekedar justifikasi diri saja. Penulis punya cerita nyata lain, ada seorang yang cukup kaya sakit. Karena harta tidak kekurangan ia berobat kemana saja yang dianggap bisa menyembuhkan. Mulai dari dokter yang berbiaya paling ringan hingga dokter berbiaya paling mahal. Mulai dari di dalam negeri hingga ke fasilitas kesehatan luar negeri. Namun tidak kunjung sembuh dari penyakit yang dideritanya. Suatu ketika saat hampir putus asa dengan penyakitnya, ada salah satu temannya memberi nasehat agar berobat ke seorang spiritual di Banyuwangi. Dengan semangat ia mendatanginya dan spiritualis itu hanya menganjurkan memasrahkan semua sakitnya pada Allah serta dimohon aktif dalam ibadah. Setelah sebulan menjalani, orang ini justru sembuh dari semua keluhan sakitnya. Subhanalloh... Ketika manusia merasa mampu hingga terjebak pada sombong akan dirinya yang berharta maka disitulah Allah akan mengujinya dengan sakit yang tak kunjung sembuh. Jika ia merasa tak berdaya dan ingat Allah disitulah dia sedang bertawakal. Disitulah tangan Allah bekerja untuknya saat ia mengakui kelemahannya dan melepas kesombongannya.

SILABUS AIK TEKNIK INFORMATIKA SEMESTER 3 Pertemua ke tema Kelompok/nama 1 Kontrak perkuliahan 2 Karya monumental umat islam dalam IPTEKS : a. Zaman kejayaan islam di bidang IPTEKS b. Sebab-sebab kemajuan umat islam di bidang IPTEKS c. Sebab-sebab kemunduran umat islam dalam IPTEKS d. Upaya-upaya kebangkitan kembali umat islam dalam IPTEKS 3 Hakikat IPTEKS dalam pandangan islam : a. Konsep IPTEKS & peradaban muslim b. Hubungan ilmu, agama dan budaya. c. Hukum sunnatulloh (kausalitas). 4 Kewajiban menuntut ilmu, mengembangkan dan mengamalkannya : a. Perintah menuntut ilmu b. Keutamaan orang berilmu c. Kedudukan ulama dalam islam. 5 Etika pengembangan dan penerapan IPTEKS dalam pandangan islam : a. Sinergi ilmu dan pengintegrasiannya dengan nilai dan ajaran islam b. Paradigma ilmu tidak bebas nilai c. Paradigma ilmu bebas nilai d. Perlunya akhlaq islami dalam penerapan IPTEKS. 6 Integrasi islam dan ilmu pengetahuan : a. Hakikat ayat-ayat allah b. Kesatuan antara ayat qouliyah dan kauniyah c. Interkoneksitas dalam memahami ayat qouliyah dan kauniyah. 7 Paradigma pengembangan IPTEKS : a. Potensi manusia (jasmani dan rohani) dalam pengembangan IPTEKS b. Rambu-rambu pengembangan IPTEKS dalam Al-Qur’an. 8 UTS Soal ujian, penugasan dan portofolio. 9 Fakta ilmiah : a. Interrelasi kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS. b. Bukti-bukti ilmiah kebenaran Al-Qur’an dalam bidang TI. 10 Paradigma islam tentang ilmu TI : a. Hakikat ilmu TI. b. Keutamaan TI. c. Teori-teori ilmu TI. d. Ayat al-qur’an dan hadis yang relevan. 11 Etika islam dalam penerapan ilmu TI : a. Ilmu dan kemanusiaan. B. Ilmu untuk kemaslahatan hidup. C. Ayat dan hadis yang relevan. 12 Prinsip dan ajaran islam dalam ilmu TI : a. Ilmu TI dalam perspektif islam. B. Penerapan ilmu TI berbasis sunnatulloh dan qodarulloh. C. Ayat dan hadis yang relevan. 13 Dakwah bil hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS : a. Setiap muslim adalah dai b. Bekerja adalah dakwah/ibadah c. Kewajiban mengembangkan dan menyampaikan ilmu TI d. Ayat dan hadis yang relevan 14 Tanggung jawab ilmuwan muslim dalam berbangsa dan bernegara : kedudukan, kewajiban ilmuwan dalam masyarakat, umat dan bangsa. 15 Epilog : iman, ilmu dan amal sebagai pilar peradaban 16 UJIAN Final / UAS Soal ujian, penugasan dan portofolio.