curhat

MATERI DI PKK LANSIA


BERBAGI ILMU DI MASA TUA
Oleh :










Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Gerontologi adalah bidang studi yang mempelajari aspek sosial, psikologi dan biologi dari proses penuaan. Hal ini berbeda dengan Geriatri, yang merupakan cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit pada lanjut usia (lansia). Istilah geriatri ini berasal dari bahasa Yunani geron yang berarti “orang tua” dan iatros yang berarti “penyembuh". Dr. Ignatz Leo Nascher mantan Kepala Klinik Rawat Jalan di rumah sakit Mount Sinai (New York City) yang memperkenalkan istilah ini di tahun 1909.
Setiap orang ingin panjang umur dan setiap orang juga ingin bahagia dimasa tua. Namun tidak setiap orang yang bisa mencapainya. Bahkan sebaliknya, di masa tua mereka hidup tidak bahagia, merana kesepian. Indonesia sangat berbeda dengan Canada. Di Canada usia anak-anak dan LANSIA menjadi tanggungan negara, sehingga di masa tua tiap bulan mendapat tunjangan dari pemerintah. Di Indonesia masih jauh dari realita, padahal negeri kita laksana untaian zamrud katulistiwa. Bahkan ilmuwan muslim dari Timur Tengah beberapa tahun yang lalu saat berkunjung di Indonesia terpukau akan keindahan Indonesia hingga menyatakan, Indonesia itu adalah ”Naqtul Jannah Fil Ardi” (potongan Syorga di Bumi).
Beberapa image/stigma di masa Tua :
1. Masa tua tidak produktif. Hal i ni dibantah oleh kisah kolonel Sanders.
2. Masa Tua merepotkan dan menjadi beban bagi anak-anaknya. Hal ini tidak sepenuhnya benar, bahkan mayoritas malah sebaliknya, orang tua direpoti oleh anak-anaknya dengan dititipi cucu.
3. Masa tua cenderung pikun (demensia). Hal ini sebenarnya juga tidak 100 % benar. Namun jika benar pun, kepikunan bisa dicegah. Caranya dengan banyak membaca. Contoh kasus nenek-nenek di Cina.
4. Terjadi sindrom menopause dan penurunan fertilitas reproduksi. Hal ini benar.
5. Kebahagiaan intim dengan pasangan atau kenikmatan seksualitas hilang. Hal ini tidak sepenuhnya benar, tapi jika menurun iya. Maka diatur saja dengan suka rela.
6. Masa tua sering sakit-sakitan (penyakit degeneratif). Ini sering terjadi sebagaimana Firman Allah dalam surat Yasin ”Waman Nu’ammirhu nunaqqishu...”, namun penyakit degeneratif pun bisa dicegah, atau setidaknya diminimalisir dengan :
a. Menjaga pola makan disaat muda dulu.
b. Disiplin olahraga saat muda dulu.
c. Tidur yang cukup.
d. Manajemen otak dengan control diri yang baik (manajemen stress).
e. Perbanyak membaca.
f. Selalu bersikap positif (Husnudz Dzon).
g. Bersikaplah Filantropis (suka memberi).
h. Banyak menebar senyum. (karena senyum itu sedekah).
i. Mengkonsumsi zat yang mengandung beta karotin, contoh apel dan tomat.
Semua point A-I itu dimasa tua sekarang pun masih dan harus tetap dilakukan agar di hari menua ini tetap sehat, bugar dan bahagia. Menjadi tua itu adalah kepastian dan natural, yang terpenting sikap kita dalam menjalaninya.

• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

MATERI DI PURWOHARJO

MOMENTUM TAHUN BARU 1433 H
MENEGUHKAN KEMBALI IDENTITAS MUSLIM
SEBAGAI UPAYA PENCERAHAN PERADABAN

Oleh :










Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

  •  ••                     
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Ayat ini sering kita dengar bahkan sangat kita pahami terutama bagi anggota organisasi Muhammadiyah. Disaat konferensi Internasional Robithoh Alam Islami di Mesir, SEKJEN Robithoh Alam Islami dalam sambutan pembukanya mengutip ayat diatas dan menerjemahkan dengan terjemahan diatas. Langsung diinterupsi oleh seorang Profesor Doktor (Prof. Dr.) “apa Syekh tidak salah mengartikan ayat itu dengan Kamu(umat muslim) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia”,karena setahu saya saat ini umat islam di seluruh penjuru dunia mayoritas menjadi umat terbelakang, miskin, bodoh, anarkis dan tertinggal. Inikah umat terbaik ?”. sang SEKJEN terdiam sejenak, kaget dan berpikir lama yang membuat audience gaduh, lalu menjawab “saat ini umat islam sedang diuji”. Prof. Dr. Itu mendebat “jika sedang diuji kapankah lulusnya ? mulai saya kecil hingga saat ini beruban (seusia saya 70 tahun) umat islam tetap terbelakang, kok ujian terus, kapan lulusnya ?”.
Muqoddimah ini sebagai prolog dalam pengajian dan pengkajian ilmiah ini agar kita terbangun dari tidur panjang, atau kepingsanan setelah serangan telak barat dalam Ghozwul Fikri ke tubuh seluruh umat islam sedunia. Samuel Hungtinton dalam The Clash of Civillization menyatakan “di era depan (dia mengungkapkan disaat sekitar tahun 80 an) akan terjadi benturan peradaban yaitu peradaban timur dan barat (Islam dan Non-Islam/Kristen) dan musuh terberat di timur adalah Islam”. Benturan dengan perang militer tidak mungkin karena sejak 1945 sudah diikrarkan bahwa segala macam penjajahan di atas dunia harus dihapuskan (mengutip UUD RI 1945), namun bukan berarti Indonesia (lebih luas umat Islam seluruh dunia) betul-betul telah merdeka. Justru sejak 1924 itulah awal kehancuran umat islam (ditandai dengan runtuhnya Khilafah Turki Usmani) dan disaat itulah penjajahan gaya baru mulai dikembangkan yang sampai sekarang sangat efektif, Ghozwul Fikri.
Ghozwul Fikri = perang pemikiran yang darinya terlahir banyak bentuk penjajahan baru : penjajahan budaya, penjajahan politik, penjajahan ekonomi, penjajahan akhlaq sampai penjajahan iman/keyakinan keagamaan dalam bentuk penyakit sipilis (bukan sifilis penyakit kelamin, tapi Sekulerisme, Pluralisme, dan Liberalisme). Mayoritas generasi Umat muslim lupa dengan budayanya sendiri, lupa dengan identitas muslimnya karena tanpa sadar telah terjajah oleh budaya barat. Tanpa sadar justru mempropagandakan peradaban barat. Ghozwul fikri membuat sebagian umat islam justru mempropagandakan pemikiran barat yang meracuni faham agama islam sendiri. Umat islam tidak bangga dengan khazanah muslimnya justru membanggakan diri jika sudah terbaratkan dari semua sisi. Nampaknya fenomena westernisasi / taghribiyyah = membaratkan (lebih ekstrim mengkristenkan) umat islam mulai nyata pada generasi islam saat ini. Mari kami bantu dengan pertanyaan ringan : “mengapa di gereja selalu ada palang salib ?” sangat banyak yang bisa menjawab, bahwa hal itu sebagai simbol yesus sebagai tuhan saat proses penyaliban. “mengapa diatas masjid selalu ada logo bintang yang dibingkai dalam setengah lingkaran?” sangat sedikit yang bisa menjawab, padahal itu bagian dari jati diri zaman keemasan peradaban islam. Setengah lingkaran itu adalah lambang bulan sabit, yang melambang bulan baru (qomariyah/kalender hijriyah) dan saat bulan terlihat, pasti bintang juga terlihat sebagai tanda terangnya angkasa. Bulan sabit adalah bulan baru yang sangat penting karena bagi Islam itu terkait dengan ritual ibadah. Coba tanyakan setelah bulan Januari bulan apa ? semua pasti bisa menjawab Februari bahkan sampai Desember hafal. Coba ganti dengan bulan islam / hijriyah, setelah Sofar apa ? Inilah mengapa umat islam tertinggal dan terbelakang, ia lupa dengan identitasnya dan justru bangga dengan identitas asing. Padahal jika anda tahu apa makna dibalik bulan-bulan itu :

Nama Bulan Lama Hari Asal usul nama bulan
Januari
31
Janus (Dewa permulaan dan akhir bangsa Romawi)

Februari
28/29
Februus (Dewa kematian dan pemurnian Romawi, yang juga menjadi dewa bangsa Etruskan). Bulan ini menjadi bulan perayaan ritual pemurnian di Romawi yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan ini.
Maret
31 Mars (Dewa perang Romawi)

April
30
bahasa Latin:aperire yang artinya membuka. Bulan April (Aprilis) dalam kalender Romawi merupakan penghormatan untuk dewi Venus. Kata April diambil dari nama Venus dalam bahasa Yunani yaitu Aphrodite (Aphros).
Mei
31 Maia Maiestas (Dewi Romawi)

Juni
30 Juno (Dewi Romawi, istri Jupiter (mitologi)

Juli
31 Julius Caesar (diktator Romawi) (bulan ini sebelumnya disebut Quintilis, bulan ke-5 kalender Romawi)
Agustus
Augustus (Kaisar Romawi pertama) (bulan ini sebelumnya disebut Sextilis, bulan ke-6 kalender Romawi)
September
30 Septem (bahasa Latin untuk tujuh, bulan ke-7 kalender Romawi)
Oktober
31 Octo (bahasa Latin untuk delapan, bulan ke-8 kalender Romawi)
November
30 Novem (bahasa Latin untuk sembilan, bulan ke-9 kalender Romawi)
Desember
31 Decem (bahasa Latin untuk sepuluh, bulan ke-10 kalender Romawi)
Total 365/366

Ternyata makna bulan itu mengandung aqidah politheisme yang diinjeksikan ke dunia sebagai hegemoni peradaban dan budaya. Sementara kita lupa dengan bulan sendiri yang mulia. Umat islam ternyata mau dan tidak sadar diakali barat. Islam memegang emas, namun layaknya anak kecil mau ditukar dengan coklat oleh barat, sehingga barat yang maju dan islam tertinggal (mengutib statemen Amir Syakib Arsalan dalam bukunya Limadza Ta’akh-khoroh Muslimun wa taqoddama Ghoiruhum).
Bulan hijriyah itu :

No Penanggalan Islam Lama Hari
1 Muharram
30
2 Safar
29
3 Rabiul awal
30
4 Rabiul akhir
29
5 Jumadil awal
30
6 Jumadil akhir
29
7 Rajab
30
8 Sya'ban
29
9 Ramadhan
30
10 Syawal
29
11 Dzulkaidah
30
12 Dzulhijjah
29/(30)
Total 354/(355)

Coba tanyakan ke anak-anak kita 14 februari itu hari apa ? Kontan mereka akan menjawab “hari Valentin Day”, hari apa itu ? serentak akan dijawab ”hari kasih sayang”. Walau salah fatal tapi itu membudaya di generasi muda, padahal Valentin day adalah hari bersejarah kristen untuk memperingati Martir nya pendeta Santo Valentino (martir istilah kristiani = Syahid dalam terminologi islam). Lalu tanyakan kisah yang menyedihkan cucu Rosululloh SAW Husain dibantai kapan ? dan dimana ? Sangat asing sekali dengan sejarahnya sendiri. Bahkan fakta yang penulis dapatkan saat membina akhlaq panti putri Aisiyah di jember, penulis bertanya pada 15 penghuni panti “kapan Isro’ Mi’roj terjadi ? tidak satupun dari mereka yang bisa menjawab. Berikut momentum indah bulan hijriyah :
• 1 Muharram : Tahun Baru Hijriyah
• 10 Muharram : Hari Asyura. Hari ini diperingati bagi kaum Syi'ah untuk memperingati wafatnya Imam Husain bin Ali
• 12 Rabiul Awal : Maulud Nabi Muhammad (hari kelahiran Nabi Muhammad)
• 27 Rajab : Isra' Mi'raj
• Bulan Ramadan : Satu bulan penuh umat Islam menjalankan Puasa di bulan Ramadan
• 17 Ramadan : Nuzulul Qur'an
• 10 hari ganjil terakhir di Bulan Ramadan terjadi Lailatul Qadar
• 1 Syawal : Hari Raya Idul Fitri
• 8 Dzulhijjah : Hari Tarwiyah
• 9 Dzulhijjah : Wukuf di Padang Arafah
• 10 Dzulhijjah : Hari Raya Idul Adha
11-13 Dzulhijjah : Hari Tasyriq

Selain itu umat islam Indonesia khususnya Jawa juga dikaburkan dengan sinkretisme budaya jawa. Sehingga kalender islam rancu dengan kalender jawa/saka berikut :

No Penanggalan Jawa Lama Hari
1 Sura
30
2 Sapar
29
3 Mulud
30
4 Bakda Mulud
29
5 Jumadilawal
30
6 Jumadilakir
29
7 Rejeb
30
8 Ruwah (Arwah, Saban)
29
9 Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan) 30
10 Sawal
29
11 Sela (1 Dulkangidah, Apit) *
30
12 Besar (Dulkahijjah)
29
Total 354

Anak-anak kita lebih senang dengan bahasa asing (Inggris) daripada bahasa islam (Arab). Saat ini para generasi lebih faham hari minggu-sabtu dari pada Ahad-sabtu. Padahal minggu = Sunday (Inggris), sun = matahari, day = hari, hari untuk menyembah dewa matahari. Makanya minggu libur karena Sunday yang saat ini direpresetasikan gereja. Senin = Monday, moon = bulan, day = hari, hari untuk menyembah dewa bulan. Terus sampai sabtu = Saturday (inggris). Satur = saturnus (nama Planet), day = hari, hari untuk menyembah dewa saturnus. Jadi bulan dan hari bagi barat adalah representasi ibadah/ritual agama agar semua manusia ikut mereka dalam keyakinan. Umat islam lupa bahwa awal hari, islam menyebutnya Ahad = satu, Esa, seakar dengan kata tauhid. Allah yang esa, tidak ada Tuhan selain Allah. Oleh karena itu sahabat nabi SAW Bilal saat disiksa dan diminta kembali ke agama nenek moyangnya (paganisme = menyembah berhala, politheisme = faham meyakini banyak Tuhan/dewa) ia tolak dan dengan tegas tetap mengucap “Ahad, Ahad, Ahad”. Tetap mempertahankan tauhid, Allah al-Wahid, yaitu agama islam yang haq.
Tahun baru Hijriyah 1433 ini sebagai kilas balik peristiwa besar hijrahnya nabi dari Mekkah ke Madinah yang berjarak 400 KM. Tahun baru ini hendaknya sebagai bahan kontemplasi/renungan besar buat kita. Hakikat hijrah adalah perubahan, jika bisa berubah bukan hanya reformasi, jika perlu revolusi. Karena dengan revolusi itu Izzah islam akan kembali jaya. Oleh karena itu dengan semangat tahun baru 1433 H ini mari kita berubah, dari maksiyat menjadi khoirot. Dari sibghoh thoghut menjadi sibghotulloh, dari Fikrul kafirin menjadi fikrul islamiyyah. Dari yang jelek menjadi yang lebih baik. Sehingga sesuai dengan maqolah :
“Barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin maka celaka, barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin maka merugi, dan barang siapa yang hari esok lebih baik dari hari ini maka beruntung”.
Semoga tahun baru hijriyah 1433 yang saat ini mulai kita masuki menjadi lebih baik dari tahun-tahun kemarin”.

Jember, 24 Dzulhijjah 1432 H / 20 November 2011 M


• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.
• Penulis juga ahli bekam, akupuntur, ruqyah, peneliti seksual dan perkembangan remaja serta konsultan seksual rumah tangga, saat ini sebagai sekretaris majelis tabligh PCM Sumbersari- Jember.

PERTARUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN

MEMBUNUH TUHAN
Oleh :










Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Al-kisah seorang Mursyid (guru spiritual sufi) memiliki 7 murid dan mengumpulkannya untuk mendapat wejangan (pelajaran). Sang guru memberikan seekor burung dan sebilah pisau tajam pada masing-masing muridnya. Kemudian memerintahkan para murid menyembelih burung tersebut dengan perlengkapan pisau dimana saja dengan syarat tempat tersebut tidak ada satupun yang mengetahui. Berpencaranlah para murid tersebut. Ada yang di semak-semak, begitu kiri-kanan terlihat sepi lalu disembelihlah burung itu, begitu pula murid lainnya melakukan di tempat aman lain pula. Setelah usai semua berkumpul di hadapan mursyid memberikan laporan bahwa tugasnya sudah selesai dan dijamin tidak ada yang tahu. Tapi murid ke-7 datang masih membawa burung dan pisau tersebut di hadapan guru serta murid lainnya. Dengan heran sang mursyid bertanya ”mengapa tidak kamu sembelih?”. Jawab murid ”karena syaratnya begitu berat guru, mungkin orang tidak tahu persembunyian saya saat menyembelihnya, tapi tiada tempat yang luput dari pengawasan Allah”. Sang mursyid tersenyum dan menyatakan ke semua, murid ke-7 lah yang dinyatakan lulus ujian serta diwisuda sebagai murid teladan yang telah menyandang Ma’rifat/Mukasyafah (derajat tertinggi dalam dunia tasawuf karena telah berhasil berinteraksi dengan Tuhan).
Kisah ini seringkali dulu dikisahkan oleh dai kondang almarhum K.H. Zainudin MZ dalam ceramah-ceramahnya. Kisah tersebut kebenarannya memang perlu diklarifikasi, namun substansinya begitu dalam dan berarti bagi efek kehidupan. Jika Tuhan telah hadir dalam hati seorang hamba, maka prilakunya begitu santun selama kehidupan di dunia ini. Daripada kita berdebat soal pro-kontra kebenaran kisah diatas, lebih baik kita lihat kisah Kholifah Umar bin Abdul Aziz yang otentik kebenarannya.
Suatu ketika kholifah lembur untuk menyelesaikan tugas kenegaraan sampai larut malam dibantu penerangan lampu petromak (lampu dari minyak, baca : damar oblik) di kantor kepresidenannya. Di waktu lembur malam hari itu putranya datang mengetuk pintu. Dipersilahkanlah masuk dan ditanya ”ada kepentingan apa putraku?” jawab putranya ”mau menyelesaikan masalah keluarga kita yang belum selesai tadi”. Sang kholifah langsung mematikan lampu dan berkata ”baik, marilah kita selesaikan”. Putranya heran dan protes ”kenapa lampunya dimatikan?”. kholifah menjawab ”dari tadi saya lembur menyelesaikan masalah negara dengan fasilitas lampu negara, jika tetap saya nyalakan untuk menyelesaikan masalah keluarga kita, sungguh saya telah khianat, tidak amanah karena telah memakai fasilitas negara demi kepentingan keluarga. Saya takut neraka karena korupsi, saya malu dengan Allah”.
Mengapa murid ke-7 dalam kisah sufi tidak jadi menyembelih burung? Karena Tuhan hadir dalam dirinya. Mengapa kholifah Umar bin Abdul Aziz mematikan lampu? Karena Tuhan hadir dan mampu hidup dalam hatinya, sehingga Ia merasa dikontrol langsung oleh Tuhan. Dengan pertanyaan yang sama, mengapa koruptor merajalela di negeri ini? Mungkin Tuhan tidak mampu dihadirkan dalam diri atau justru sengaja dibunuh oleh para oknum aparat yang koruptor. Ironis sekali, negeri yang agamis yang kehidupan beragama tumbuh subur, bahkan konon 83 % masyarakatnya muslim tapi tatanan dan prilakunya tidak islami. Indonesia masih nomer 3 terkorup sedunia, nomer 1 terkorup se-Asia Pasifik. Lantas dimanakah Tuhan? Roh Mo Yun (mantan presiden Korea Utara) bunuh diri dari ketinggian tebing karena merasa malu media memberitakan dirinya di duga korupsi, padahal masih di duga. Menteri perhubungan Korea Selatan langsung mengundurkan diri sesaat setelah terjadi kecelakaan kereta api karena merasa malu telah gagal mengatur keselamatan transportasi. Terlalu banyak koruptor di negeri ini yang tidak punya malu pada rakyatnya sendiri. Kasus KEMENTRANS baru-baru ini begitu menusuk hati. Institusi keagamaan KEMENAG (nyata-nyata bersinggungan dengan Tuhan) justru menyelewengkan Dana Abadi Umat (DAU haji). Begitu banyak kecelakaan di negeri ini namun menterinya tidak malu dan tidak segera undur diri. Budaya malu sudah tidak ada lagi di negeri ini. Alih-alih merasa malu, justru bangsa ini malu-malu-in di mata Internasional. Jangan-jangan benar anekdot Najwa Shihab ”jika di zaman ORLA korupsi sembunyi-sembunyi di bawah meja, di zaman ORBA korupsi terjadi diatas meja, era reformasi korupsi makin gila, karena tidak dibawah atau diatas meja, namun mejanya pun dikorupsi dan dibawa lari”.
Sebagai anak bangsa penulis merasa malu dengan negara Cina yang berideologi komunis namun justru lebih islami dari Indonesia. Dulu korupsi di Cina susah diberantas, tapi sejak 2003 Hu Jin Tao diangkat jadi presiden dengan singkat dan tegas dalam sambutan kepresidenannya berkata ”sediakan 100 peti mati bagi para koruptor, dan sisakan 1 untuk saya jika kalian dapati saya korupsi”. Sejak saat itu koruptor dihukum mati di Cina, dan luar biasa angka koruptor menurun drastis di Cina karena efek jera hukuman mati. Bagaimana hukuman korupsi di Indonesia? Alih-alih dihukum mati, justru ada koruptor yang penjaranya seperti hotel bintang 5, ada salonnya bahkan ada sarana karaokenya. Anehnya Gayus Tambunan justru bisa keluar nonton bulu tangkis ke Bali. Hukuman mati tidak diterapkan sehingga tidak menimbulkan efek jera. Seandainya hukuman mati diterapkan bagi para koruptor, secara pribadi penulis tidak sepakat. Karena Indonesia dengan Cina sangatlah berbeda, yang pantas untuk koruptor Indonesia bukanlah dihukum mati tapi mungkin dimutilasi, karena begitu mengguritanya white collar crime dalam klasifikasi extra ordinary crime ini.
Tidak ingatkah kita dengan deklarasi Muhammad SAW ”Demi dzat yang jiwaku ditangan-Nya, jika Fatimah putriku mencuri biarlah Muhammad yang memotong tangannya”. Bukankah deklarasi presiden Cina yang anti Tuhan (komunis) justru lebih islamis karena bersesuaian dengan deklarasi universal nabi? Mengapa negeri ini yang dasarnya pancasila yang sila pertamanya ketuhanan yang maha Esa mengutip Prof. Dr. Amien Rais, M.A justru berubah jadi keuangan yang maha kuasa, sehingga yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Posisi kekuasaan Tuhan sudah digeser dan dikuasai keuangan.
Dari atas turun ke bawah, fenomena hilangnya Tuhan dari birokrasi merambat ke generasi. Disaat menyampaikan kuliah umum ke mahasiswa, penulis iseng melontarkan angket “faktor apa saja yang paling ditakuti remaja jika melakukan free sex menurut anda?”. Dari 56 responden terlihat 1. takut hamil = 41 %. 2. takut dosa/takut laknat Tuhan/takut masuk neraka = 39 %. 3. takut terkena HIV-AIDS = 20 %. Berikutnya dengan nilai lebih kecil takut ketahuan orang tua, dan takut dikucilkan keluarga dan masyarakat. Sebuah data yang mencengangkan, generasi muda kita lebih takut terjadi hamil dari pada pada Tuhan. Sungguh iman mulai tipis, dosa mulai tiada dan Tuhan mulai enggan menyapa karena Dia sudah di nomer dua-kan (menempati prioritas nilai ke-2). Karena Tuhan nomer 2, pantaslah jika di Jawa Timur (tahun 1992) 47% remajanya pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, di Bali (tahun 1990) 90% remajanya pernah berhubungan seks bebas.(Mahmudi, 2009 : 86). Bahkan Penelitian baru-baru ini di Jogjakarta (tahun 2003 oleh Iip Wijayanto dalam bukunya sex in the kost) menyatakan 97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah tidak perawan lagi.(Babun Suharta, 2011 : 2).
Ayo kita bina lagi generasi, ayo kita tata lagi birokrasi dengan menghidupkan Tuhan kembali ke dalam diri. Kita bukanlah penganut Karl Marx yang bergumam “the relegion is opium”(agama adalah candu/sesuatu yang meracuni). Kita juga bukan penganut Nietszhe yang mengigau “God is died”(Tuhan telah mati) dan mendeklarasikan kematian Tuhan karena merasa frustasi tidak menemukan Tuhan dalam pencariannya. Kita adalah umat yang meminjam terminologi Ihsan “beribadah (melakukan perbuatan apa saja) seakan-akan mampu melihat Allah, namun jika tidak mampu melihat-Nya yakinlah bahwa Dia pasti melihat segala perbuatan kita”. Dengan begitu kita tidak perlu polisi atau KPK, karena Tuhan yang mengontrol kita. Jika kita tidak sadar dari koma ini, kondisi bagsa dan generasinya akan makin parah. Mungkin kita tidak membunuh Tuhan, tapi dengan data jawaban remaja diatas Tuhan telah di nomer duakan, Tuhan telah di-marginalkan, dan jangan-jangan hal itu adalah proses untuk membunuh Tuhan secara perlahan. Astaghfirullohal Adziim...

• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

MENGEJAR MIMPI

KESUKSESAN = BERANI GAGAL
Oleh :

Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Thomas Alfa Edison adalah sosok yang luar biasa. Kehebatannya adalah karena ia berhasil menemukan bola lampu yang hingga kini menyinari dunia. Satu yang terlupakan manusia bahwa penemuan itu tidaklah serta merta. Ia melakukan 999 X percobaan dan kesemuanya mengalami kegagalan, baru di research-nya yang ke 1000 ia berhasil menemukan bola lampu. Puncak kesuksesannya dibangun oleh berkali-kali kegagalan. Dalam suatu wawancara, Thomas ditanya “benarkah pak Thomas dalam penemuan lampu ini mengalami 999 X kegagalan ?”. Thomas menjawab “saya ini tidak gagal, justru saya berhasil menemukan 999 bahan yang tidak cocok dibuat lampu, baru di percobaan saya yang ke 1000 saya berhasil menemukan bahan yang benar-benar cocok dibuat lampu”.
Apa yang bisa ditangkap dari kisah ini ? ada perbedaan mendasar dari orang sukses dengan orang gagal. Orang sukses selalu berfikir positif, sedang orang gagal cenderung berfikir negatif. Semua proses berfikir itu terjadi dan melalui manajemen otak kita, oleh karena itu kesuksesan hakikatnya adalah hasil seting dari pikiran kita. Saat kita merasa kalah atau gagal, sebenarnya kita sedang dihadapkan oleh 2 pilihan yaitu, pertama menyerah oleh keadaan dan kita tetap gagal, atau yang kedua terus berusaha sampai kitalah pemenangnya. Agaknya pepatah yang mengatakan "kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda" ada benarnya. Betapa tidak, jika pada percobaan yang ke 900 Thomas menyerah oleh kegagalan itu, maka iapun tidak sampai pada kesuksesan dan gelaplah seluruh dunia hingga saat ini. Jika seseorang mengalami kegagalan dan dia berhenti, sebenarnya ia sedang memotong kesuksesannya yang tinggal satu langkah lagi. Berani gagal dan terus berusaha dengan keyakinan dan komitmen kuat sebenarnya adalah ajaran islam yang mulia "istiqomah". Bukankah Allah dalam Q.S. Al-Insyiroh ayat 5-6 menyatakan :
"Maka sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, dan dalam kesulitan ada kemudahan".
Sungguh ayat kesuksesan yang luar biasa, bahkan diulang sampai 2 kali.
Bukankah Cristoporus Colombus dalam berlayar ingin mencari Indonesia yang kaya akan rempah mengalami kegagalan karena ia terdampar di benua Amerika. Ia tidak berhasil menemukan Indonesia yang terkenal dengan "potongan syorga di dunia", ia justru menemukan Amerika. Oleh karena itu jika anda tahu Amerika yang sekarang begitu hebat berawal dari sebuah kegagalan besar. Apapun yang anda inginkan tentukan tujuannya/tentukan keinginannya secara jelas, tetapkan cara yang benar, lakukan tindakan dan jangan takut gagal, karena sesungguhnya kesuksesan itu adalah keberanian dalam menghadapi kegagalan. Salam hangat saya, dan selamat mencoba.

• Penulis adalah Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, alumni IMM, guru SMK Muhammadiyah Jember dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

Sosio-Sexio-Relegius

FETISISHME
Oleh :










Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Fetish diartikan sebagai benda, jadi fetishisme secara etimologi diartikan sebagai faham kebendaan. Fetishisme berbeda dengan materialisme. Namun secara sosiologi agama fetishisme dimaksudkan sebagai faham komunitas manusia yang mempercayai sebuah benda, menuhankannya dan menyembahnya. Istilah fetishisme pertama kali dikenalkan oleh Charles de Brosses pada tahun 1760 yang ia maksudkan sebagai agama masyarakat buta aksara yang didasarkan pada benda dan menyembah benda-benda tertentu tersebut. Dibelakang hari istilah fetishisme dielaborasi oleh E.B Taylor pada tahun 1860 menjadi Animisme. Animisme diartikan dan dimaksudkan faham yang meyakini bahwa benda-benda tertentu memiliki roh serta memiliki kekuatan magis, oleh karenanya benda-benda itu lalu dipuja dan disembah oleh manusia. (Djam’annuri, 2003 : 10-11). Dalam tinjauan filsafat agama kepercayaan animisme dikatakan sebagai agama manusia primitif. Oleh karenanya diakhir tahun 1912 Muhammadiyah dengan konsep anti TBC nya (Tahayul, Bid’ah dan Churofat) yang direpresentasikan oleh Muhammad Darwis (K.H. Ahmad Dahlan) mendobrak faham animisme/fetishisme itu untuk memerdekakan manusia dari keterkungkungan penghambaan. Mencerdaskan manusia dari kooptasi primitif menjadi rasional-modernis yaitu mengarahkan pada keyakinan, kepercayaan, tauhid atau aqidah yang lurus dan benar.
Dalam tinjauan seksologi fetishisme juga mempunyai makna yang sama namun berbeda jauh dalam aplikasinya. Bagi seksologi fetishisme dimaksudkan orang yang mendapat kepuasan seksual dengan memuja, memakai atau menggunakan sesuatu dari lawan jenisnya. Dalam makna yang lebih sempit fetishisme mirip dengan istilah transvestisisme. Maksud transvestisisme adalah orang yang mengalami kenikmatan seksual dengan menggunakan atau memakai pakaian lawan jenisnya semisal BH, ataupun celana dalam (CD) wanita. Kecenderungan pelaku transvestit adalah pria. Seorang pria akan merangsang jika melihat BH atau celana dalam yang dijemur dan ingin berfantasi seksual dengan pakaian-pakaian dalam tersebut dengan membayangkan wanita atau tubuh pemiliknya dengan perantaraan pakaian dalamnya hingga mencapai kepuasan klimaks (orgasme). Oleh karena itu, jika sering BH atau CD saat dijemur hilang, maka indikasi ada yang mengalami kelainan seksual (baik tranvestisisme atau fetishisme) disekitar situ.
Fetishisme lebih luas daripada transvetisisme. Jika transvetisisme objeknya hanya BH dan CD, namun fetishisme tidak hanya pakaian dalam itu, bisa sapu tangan, sepatu, rambut, bagian tubuh bahkan suara wanita yang dipuja/disenanginya. Oleh karena itu lebih jauh pelaku fetishisme berfantasi seksual (bermasturbasi) dengan suara wanita lewat telfon hingga mencapai kepuasan seksual (sex by phone).(Mahmudi, 2009 : 45 dan 47). Fakta fetishisme dengan sex by phone ini pernah penulis temukan pada responden penulis saat penelitian dimana responden yang berstatus mahasiswi itu menyatakan pernah ditelfon oleh orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba berbicara dengan nada merangsang atau mendesah dan merintih-rintih layaknya orang yang sedang berhubungan seksual. Responden merasa terheran, bingung dan tidak mengerti lalu dimatikan sambungan telefonnya.
Demikianlah sekelumit istilah fetishisme yang memiliki persamaan makna, namun berbeda aplikasi dari sudut keagamaan (spiritualitas) dan dari sudut seksualitas. Namun satu yang menjadi benang merah (baik dari sudut spiritualitas dan dari sudut seksualitas) bahwa fetishisme adalah suatu abnormalitas.

• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.