curhat

DIBALIK VALENTINE DAY


ANCAMAN DIBALIK VALENTIN DAY’S
Oleh :

Idris Mahmudi, Amd.Kep.*

Mentari cerah bersinar tepat pada hari sabtu 14 Februari 2009. jam 07.00 Siska (bukan nama sebenarnya) memasuki kelas sekolahnya dan serta merta Danang (bukan nama sebenarnya) menyambutnya dengan sekuntum bunga mawar yang harum dan indah. “selamat valentine sayang” begitu surprise Danang pada Siska kekasih hatinya. Dengan agak kaget Siska menerima bunga itu sambil menghadiahi ciuman mesra berkata “aduuh begitu perhatiannya engkau sayang sampai aku lupa jika sekarang hari valentine, hari untuk mengekspresikan berbagai rasa sayang yang tulus”. Keduanya kemudian duduk berdampingan dalam kelas, sambil mengikuti pelajaran (keduanya kelas 3 SMA) mereka sering berbisik dan membuat janji untuk menghabiskan malam valentine di pantai watu ulo nanti.
Malam valentine pun tiba, keduanya berangkat ke watu ulo bersama teman-teman yang lain. Dan dari ngobrol, menuju saling meremas jari, menuju ciuman, rabaan, pelukan hingga tanpa sadar keduanya tidak berbaju lagi di hamparan pasir pantai watu ulo. Tragedi 2 anak manusia layaknya suami istri itupun terjadi.

Saya yakin ada banyak Siska dan Danang dimalam valentine baik di tingkatan SMA, Mahasiswa yang dilakukan baik di pantai, di warung remang-remang, sudut kampus yang aman dari intaian orang hingga di hotel berbintang.
Dari sudut agama, jelas prilaku yang belum sah itu haram hukumnya, tapi saya tidak membahas dampak valentine dari sisi agama, tentang tinjauan keharamannya karena “halal-haram” sudah tidak ada di kamus remaja yang terjangkit hedonisme, karena hakikatnya “Tuhan telah mati” di hati-hati mereka. Betapa tidak ? jika memang Tuhan masih ada tentu perbuatan itu tidak akan dilakukannya.
Menjadi rahasia umum bahwa valentine kecenderungannya bahkan selalu berujung dengan hubungan seksual (making love) sebagai ungkapan rasa cinta tertinggi antara pasangan remaja yang belum terikat pintu pernikahan. Haram adalah dampak konsekuensi akhirat dari perbuatan salah yang dilakukan berupa free sex yang ironisnya itu hampir tidak berlaku lagi. Tapi jangan lupa dampak free sex juga ada di dunia ini dan akan segera menimpanya dalam waktu dekat dan sewaktu mereka masih hidup. Konsekuensi free sex itu adalah PMS (Penyakit Menular Seksual).
A. Pengertian.
PMS adalah jenis penyakit yang menyerang pria atau wanita yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menular, salah satunya melalui prilaku hubungan seksual. Resiko tinggi PMS adalah mereka yang melakukan seks bebas atau yang berganti-ganti pasangan seks. Istilah lain dari medis dari PMS adalah Veneral Disease (VD) atau Veneral Infection Disease (VID). Veneral berasal dari kata Venus nama planet yang sinarnya cukup terang dan indah yang oleh masyarakat Romawi kuno sering ditafsirkan sebagai penjelmaan dewa yaitu dewi cinta. Dalam ilmu medis, khususnya Obstetric of Ginecology Venus dijadikan nama bagian orgam intim wanita yang terletak pas diatas kemaluan yang menonjol yang biasanya ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) dengan istilah MonsVeneris. Maksudnya, veneral disease adalah jenis penyakit yang terjadi dari sesuatu yang muncul dekat-dekat dari venus atau monsveneris tersebut, dan satu-satunya yang memungkinkan adalah adanya kontak seksual. Jadi VD / VID secara etimologi adalah penyakit dari kontak seksual. Akibat dari PMS / VD disamping sangat menular pada orang lain terutama pasangan seksnya juga sangat berbahaya. Reaksinya mulai dari gatal-gatal di bagian kelamin atau kulit, luka lecet, saat kencing terasa sakit atau panas, muncul kutil (seperti jengger ayam), kencing nanah, hingga terjadi kematian tergantung fase penyakit dan jenis penyakit VD yang menyerangnya.
B. Macam dan Jenis PMS.
Diantara jenis penyakit seksual adalah :
1. Ghonore (GO).
2. Sifilis.
3. AIDS.
4. Infeksi Genital Nonspesifik (IGN-s).
5. Trikomoniasis.
6. Vaginosis Bakterial (VB).
7. Candidosis Vaginalis.
8. Herpes Simplek.
9. Condiloma Acuminata.
10. Ulcus Molle.
11. Limfogranuloma Venerum.
Ke-11 penyakit itu yang siap di dunia ini menyerang manusia sebagai konsekuensi dari prilaku free sex.
Sifilis disebabkan oleh bakteri Triponema Pallidum, jika terkena maka penderita akan terjadi luka di bagian kelamin yang sakitnya sangat luar biasa. Sering disebut sebagai “raja singa”. Umumnya akan nampak dalam waktu 10-90 hari setelah hubungan seksual.
Ghonore (GO) disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae. Jika mengenai maka penderita akan muncul luka, nyeri hebat hingga kencing keluar nanah. Pada wanita penyakit itu akan muncul 5-20 hari pasca hubungan seksual. Candidosis Vaginalis disebabkan oleh jamur Candida Albican yang hidup di dalam vagina wanita. Ia normal dan bersifat Apathogen (tidak berbahaya), tapi pada kondisi tertentu menjadi Pathogen (berbahaya) dan akan menular saat kontak seksual. Selain lewat kontak seksual, penyakit ini juga dipicu oleh pemakaian pil KB, pemakaian obat antibiotik tanpa resep, pemakaian celana jeas yang ketat atau celana dalam yang terlalu ketat dan berbahan nilon yang tidak menyerap keringat, sehingga vagina semakin lembab dan mempermudah tumbuh candida. Gejalanya : gatal-gatal, keluar cairan kental, dari putih, kuning hingga bernanah. Pada pria saat kencing terasa panas seperti terbakar.
Diantara 11 penyakit itu yang sangat terkenal dewasa ini dan sangat menakutkan hingga menyebabkan kematian adalah AIDS, yang disebabkan oleh virus HIV. penyakit maut ini yang hingga kini masih belum ada obatnya masuk ke Indonesia pada 5 April 1987 diketemukan di Bali lewat turis asal Belanda. Tentu itu menular melalui free sex turis dengan PSK bali. Data DEPKES RI pada Januari 2000 ada 1080 kasus yang terserang penyakit ini dengan rincian 794 kasus HIV + (Carier), dan 286 kasus AIDS. Tentu masih banyak lagi beberapa penyakit PMS yang tidak kalah bahaya dan dampaknya yang mungkin pembaca yang budiman bisa mengetahui lebih jauh lewat buku kedokteran atau berkonsultasi langsung dengan penulis.

C. Pencegahan.
Walau indikasi acuan norma agama islam cenderung diabaikan oleh para remaja yang free sex (Pre Marital Intercourse) ataupun para kaum dewasa yang terjebak sex bebas dalam perselingkuhan (Extra Marital Intercourse), namun karena bicara pencegahan / preventif maka penulis tetap membaginya menjadi 2. PMS dapat dicegah dengan 2 pendekatan, yaitu ;
1. Pendekatan Agama.
Agama yang benar, apapun namanya entah Islam, Kristen, Hindu dll sangat menganjurkan kebaikan pada umatnya. Tentu tidak satupun agama yang menghalalkan umatnya berprilaku free sex. Karena kemampuan penulis meneropong lewat pendekatan agama islam maka, begitu besarnya dosa free sex dapat terlihat dalam kaidah preventif berikut ini :
a. Firman Allah pada Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 5 : “Dan orang-orang yang memelihara kemaluan mereka…”dan surat Al-Isro’ ayat 32 yang artinya “janganlah kamu dekati zina…” hal ini adalah preventif dini agar tidak terjadi kontak seksual yang haram yang memunculkan dampak PMS diatas.
b. Hadis Nabi tentang anjuran berpuasa bagi yang nafsu seks nya besar agar dapat turun dan dikendalikan.
c. Besarnya hukuman yang muncul dari prilaku sex bebas yaitu dicambuk 100 kali dan diasingkan selama 1 tahun bagi remaja yang making love (zina Ghoiru Muhshon) dan di rajam (tubuh dikubur dalam tanah hingga kelihatan kepalanya saja dan kemudian dilempari dengan batu) sampai mati bagi pelaku dewasa baik tante-tante girang atau Om-om hidung belang (Zina Muhshon).
d. Disyariatkannya nikah dan diharamkannya Zina. Hal ini besar manfaatnya, karena pasangan yang sudah terikat dalam pernikahan akan lebih setia dan menjaga sehingga tidak mudah berganti pasangan seks dan tidak mudah mengumbar seks.
e. Adanya kaidah Qowaidul Fiqhiyyah “Saddudz Dzaroi’i” (menutup pintu yang menyebabkan munculnya seks bebas) seperti berkhalwat (berduaan berlaianan jenis di tempat sepi), dan berpacaran. Dalam kaidah “Saddudz Dzaroi’i, maka segala pintu yang mengarah ke hal seks bebas adalah diharamkan.

2. Pendekatan Medis.
Setidaknya secara medis upaya pencegahannya dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a. Promotif.
Maksudnya pemberian informasi kesehatan khususnya tentang PMS, baik pengertian, cara penularan & penyebarannya, dampak dan bahayanya. Hal ini biasanya dilakukan dengan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Promotif antisipasi dini yang lebih bersifat “changing of thinking” / merubah pola pikir.



b. Preventif.
Hakikatnya sama dengan promotif, tapi cenderung lebih dengan action langsung. Misal, anjuran untuk tidak free sex, tidak ganti-ganti pasangan sex, melakukan cek maksimal setahun sekali untuk deteksi dini terinfeksinya PMS, hingga anjuran memakai kondom.
D. Anjuran dan Saran.
Walau ada 2 pendekatan akan terjangkitnya PMS / VD / VID, secara pribadi saya lebih menganjurkan dan menekankan pada pendekatan agama diatas dan penguatan spiritualitas masing-masing person, karena terbukti lebih menyelamatkan. Tanpa mengurangi rasa hormat pada pendekatan ala medis, tapi nilai spiritual yang tinggi lebih menyelamatkan dari fenomena PMS baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Saya memandang dengan pendekatan medis misal condomisasi, cenderung justru melegalkan free sex dan terjebak pada budaya barat permisif, karena free sex hanya dianggap sesuatu yang membahayakan saja, bukan sebagai dosa. Sehingga ketika dengan condom bisa aman dari bahaya, free sex menjadi hal yang tidak apa-apa. Condom tidaklah menjamin dari selamatnya remaja dari PMS. Karena condom memiliki 32.000 cacat mikroskopis, salah satunya lubang pori-pori condom jauh lebih lebih besar dari bakteri dan virus penyebab PMS khususnya virus HIV. Jadi meski mereka memakai condom, bakteri dan virus PMS masih sangat leluasa keluar masuk tubuh pasangan sex-nya. Selain itu, research terbaru didapatkan bahwa condom terbukti menyebabkan munculnya kangker penis dan peradangan leher rahim wanita yang berujung pada kangker leher rahim (Ca Cervix) yang saat ini menjadi penyakit mematikan nomer 2 bagi wanita. Proyek condomisasi di Amerika dan Afrika dihentikan dan tidak dianjurkan lagi karena terbukti gagal menyelamatkan dari PMS.


REFERENSI :

1. Kapita selecta kedokteran, media ausculapius, Jakarta.
2. Pendidikan seksual oleh Ajen Dianawati.
3. Pendidikan seksual untuk Pasutri, oleh Idris Mahmudi, Amd.Kep.
4. Majalah Sabili.






• Penulis adalah Dai dan Perawat-Akupunturis, mahasiswa PAI UNMUH Jember, aktivis IMM, penulis buku “Seksual Pasutri” dan CALEG DPRD Kabupaten Jember nomer urut 6 untuk wilayah DP 4 (Jenggawah, Ambulu, Wuluhan, Balung, Rambi) dari partai PAN, HP : 081336385486.

0 komentar:

Posting Komentar