curhat

MATERI DAKWAH


DAKWAH TUGAS MULIA MUSLIM
Oleh :










Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari’at, dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a - yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “Ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “Ilmu dakwah” dan Ilmu Islam atau ad-dakwah al-Islamiyah. Orang yang menyampaikan dakwah disebut “Da’i”. Sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “Mad’u”. Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah “Da’i”.
Tugas seorang da’i merupakan tugas utama para rasul AS. Dan kedudukananya pun satu tingkat di bawah kedudukan para rasul, yang tak lain merupakan kedudukan paling mulia dan paling agung. Yang demikian itu, karena misi dan tujuan mereka adalah menegakkan kalimatullah (agama Allah) di atas bumi, di mana hal itu akan membawa umat manusia pada ketentraman dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dakwah merupakan salah satu penentu tercapainya kebahagian di dunia dan di akhirat. Adapun unsur-unsur penting pendukung dakwah adalah: ilmu yang bermanfaat, amal salih, maksud dan tujuan yang lurus, pemahaman yang benar, penguasaan agama yang matang, pengenalan yang baik terhadap kondisi objek dan sasaran dakwah, ketegaran dan keberanian dalam membela kebenaran, dan kemampuan beradu argumentasi dengan cara yang paling baik.
Nabi Muhamad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan, dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia, dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).
Contoh Surat dakwah nabi pada raja Heraclius :



Contoh Surat dakwah nabi pada raja Najasyi :


Jenis-Jenis Dakwah
1. Dakwah Fardiah.
2. Dakwah Ammah.
3. Dakwah bil-Lisan.
4. Dakwah bil-Haal.
5. Dakwah bit-Tadwin. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.
6. Dakwah bil Hikmah.
Dasar-dasar Dakwah
1. Q.S. Ali Imron : 104 dan 110. Q.S. An-Nahl : 125. dll.
2. Hadis nabi tentang wajibnya menyampaikan kebenaran, hadis nabi tentang mencegah kemungkaran. Dll.
Sifat dai harus seperti sifat nabi yaitu FAST (Fatonah = cerdas, Amanah = bisa dipercaya, Siddiq = Jujur, Tabligh = Menyampaikan). Ucapan dai juga harus sesuai dengan prilakunya, karena jika tidak sesuai akan dilaknat oleh Al-Qur’an (ata’murunan nasa… dan kaburo maqtan…).
Kemungkinan watak dai :
1. Berdakwah tidak didengar – dihancurkan sekalian objek dakwahnya, contoh fenomena bom bali.
2. Berdakwah tidak didengar – ditinggalkan, contoh : nabi Yunus AS.
3. Berdakwah tidak didengar – berhenti dakwah dan membiarkan, yang penting dirinya sudah baik, fenomena yang paling sering. Namun takutnya diancam bencana atau adzab Allah secara generalisir.
4. Berdakwah terus-menerus tanpa mengenal waktu, contoh : nabi Nuh AS, Nabi Muhammad SAW. (dikutib dari ceramah H. Abdul Basith, M.A. PWM JATIM saat pengajian ahad pagi di kantor PDM Jember).
Pedang-pedang yang menemani dakwah rosululloh SAW :



Dalam berdakwah seorang dai harus ikhlas, yaitu hanya mengharap pahala dari Allah (Ajrun minallloh), bukan mengharap imbalan dari manusia (Ujroh minan naas). Namun jika sudah betul-betul ikhlas (semata-mata Ajrun minalloh) ternyata mendapat sesuatu (Ujroh minan naas) maka dakwahnya tidaklah sia-sia dimata Allah. Ujroh minan naas itu merupakan efek samping saja yang telah direzekikan oleh Allah pada dai sebagai balasan jangka pendek di dunia ini sebelum balasan Ajrun Minalloh yang sebenarnya. (dikutib dari ceramah Prof. Dr. Dien Syamsudin, M.A. saat tabligh akbar di gedung Ahmad zaenuri UNMUH Jember).
Oleh karena itu dalam bahasa simple karakter dai bisa dibagi 3 :
1. Dai Ilaiyya. Menyeru untuk ketenaran dirinya sendiri.
2. Dai Ilaina. Menyeru untuk kebesaran golongannya sendiri.
3. Dai Ilalloh. Menyeru dari, untuk dan hanya bertujuan kepada Allaoh.

Tugas dakwah itu ada di pundak kita masing-masing, karena itu adalah kewajiban sebagaimana kewajiban yang lainnya.

• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

0 komentar:

Posting Komentar