curhat


KISI KISI SOAL UTS AL-ISLAM 2
UNTUK D 3 KEPERAWATAN SEMESTER 3 TAHUN 2011/2012.

Semua soal Essay berjumlah 15 soal, anda hanya memilih 10 saja yang dianggap termudah.

- Pengertian Muhammadiyah dan sejarahnya.
- Konsep taqlid , Ittiba’ dan contohnya.
- Maksud dan makna Q.S. Ali Imron : 104 dan 110.
- Konsep dalil Aqli dan Naqli.
- Konsep perbedaan hari raya dan metode penetapannya.
- Corak kan konsep dakwah Muhammadiyah.
- Konsep Ijtihad, Mujtahid dan tokoh-tokohnya.
- Konsep sumber hukum Islam menurut Abdul wahab Kholaf baik yang mutafaq maupun yang mukhtalaf.
- Konsep Tajdid Muhammadiyah.
- Konsep mukhtalaf metode Urf dan sistematikanya.
- Konsep Ar-Ruju’ ilal Qur’an was Sunnah.
- Konsep controversial bersentuhan kulit berbeda jenis kelamin membatalkan wudlu atau tidak, dan pandangan Muhammadiyah.

SELAMAT BELAJAR

Jember, 15 November 2011.

Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I.

Belajar Tasrif


تصرف إصتلاح و لغاويا
إسم ضامر 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
هو فعل - يفعل – فعلا – ومفعلا – فهو – فاعل – وذاك – مفعول – أفعل – لاتفعل – مفعل – مفعل - مفعل
هما فعلا يفعلان فاعلان مفعلان
هم فعلوا يفعلون فاعلون مفعلون
هي فعلت تفعل
هما فعلتا تفعلان
هن فعلن يفعلن
أنت فعلت تفعل أفعل لاتفعل
انتما فعلتما تفعلان أفعلا لاتفعلا
انتم فعلتم تفعلون افعلوا لاتفعلوا
انت فعلت تفعلين أفعلي لاتفعلي
انتما فعلتما تفعلان أفعلا لاتفعلا
انتن فعلتن تفعلن افعلن لاتفعلن
انا فعلت أفعل
نحن فعلنا نفعل








Keterangan
1 =فعل مض = telah mengerjakan.
2 = فعل مضارع = sedang/akan mengerjakan.
3 = مصدار غير الميم = jenis pekerjaan.
4 =مصدار الميم = Jenis pekerjaan. Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I.
5 =إسم ضامر = kata ganti (Dia laki-laki).
6 =إسم فاعل = orang yang melakuakn pekerjaan (pelaku/subjek).
7 =إسم إشارة = yang demikian itu (kata tunjuk).
8 = إسم مفعول = apa yang dikerjakan (objeknya).
9 =فعل أمر = kerjakanlah.
10 =فعل نهي = jengan kau kerjakan.
11 =إسم زمن = waktu mengerjakan.
12 =إسم مكن = tempat mengerjakan.
13 =إسم علة = alat yang digunakan untuk mengerjakan.
















Contoh lain :
نصر – ينصر – نصرا – ومنصرا – فهو – ناصر – وذاك – منصور – أنصر – لاتنصر – منصر – منصر – منصر
نصرا ينصران ناصران منصوران
نصروا ينصرون ناصرون منصرون
نصرت تنصر
نصرتا تنصران
نصرن ينصرن
نصرت تنصر أنصر لاتنصر
نصرتما تنصران أنصرا لانصرا
نصرتم تنصرون أنصروا لانصروا
نصرت تنصرين أنصري لانصري
نصرتما تنصران أنصرا لانصرا
نصرتن تنصرن أنصرن لانصرن
نصرت أنصر
نصرنا ننصر









Pengertiannya



نصر = Telah menolong.
ينصر = Sedang / akan menolong.
نصرا = Pertolongan.
ومنصرا = Pertolongan.
فهو = maka dia (isim dhomir / kata ganti).
ناصر = Penolong. Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I.
وذاك = yang demikian itu (kata tunjuk).
منصور = yang ditolong.
انصر = Tolonglah.
لاتنصر = Jangan kau tolong.
منصر = waktu / saat menolong.
منصر = tempat menolong.
منصر = alat menolong.

Diskusi S2

PENUGASAN TERSTRUKTUR


Mata Kuliah : Filsafat Ilmu.
Dosen pembina : Dr. Ahidul Asror; M.Ag.
Sub Tema : Filsafat Pengetahuan Islam Klasik (Al-Kindi, Al-Farobi dan Ibnu Sina).
Disusun Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I.
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id



PASCA SARJANA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

TAHUN 2011 / 2012


A. Prolog.
Oliver Leaman menyatakan, salah jika filsafat islam hanya nukilan filsafat Yunani (Aristoteles saja).(Sholeh, 2004 : xv). Memang sains, filsafat dan peradaban islam bukan hanya terwarnai oleh Yunani, namun juga oleh Persia dan India. Namun, kondisi internal muslim saat itu juga memberikan andil dalam perkembangan filsafat pengetahuan di zaman klasik yang merupakan zaman keemasan islam. Pemikiran rasional-filosofis islam lahir bukan dari fihak luar melainkan dari kitab suci mereka sendiri, Al-Qur’an. (Sholeh, 2004 : xviii).
Hakikat manusia adalah hewan yang berfikir.( Sholeh, 2004 : 90), oleh karena itu berfikir merupakan aktivitas yang mulia bagi manusia, lebih-lebih Islam sangat menganjurkan proses berfikir. Sebuah hadis qudsi yang sangat terkenal ”Kuntu kanzan makhfiyyan fa ahbabtu an u’rofa fakholaqtul kholqo likay u’rofa” (Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi dan Aku suka untuk dikenali, maka Kuciptakan mahluk agar Aku dapat dikenali) menjadi pemicu pemikiran filsafat. (Sholeh, 2004 : 77). Hal inilah yang menjadi spirit awal perkembangan filsafat pengetahuan islam di zaman klasik. Berfikir rasional telah berkembang pada masa ini (dinasti Bani Abbasiyah) yaitu pada fikih (Yurisprudensi) dan kalam (teologi). Bahkan dalam teologi doktrin Mu’tazilah menjadi doktrin resmi negara. (Sholeh, 2004 : xvii). Pada zaman Abbasiyah ini (terutama masa Kholifah Al-Makmun) gerakan filsafat pengetahuan islam begitu berkembang dengan adanya proyek transliterasi, bahkan dikatakan tidak ada zaman yang melampaui dari itu dari segala hal. Proyek harmonisasi antara filsafat Yunani dengan Islam dimulai oleh Al-Kindi (keturunan Arab), dilanjutkan Al-Farobi (keturunan Turki), dan disempurnakan oleh Ibnu Sina (keturunan Suriah).(Hitti, 2010 : 464).
B. Pembahasan.
1. Al-Kindi (801-873 M).
''Al-Kindi adalah salah satu dari 12 pemikir terbesar di abad pertengahan,'' cetus sarjana Italia Geralomo Cardano (1501-1575 M). Asy'ats bin Qais, kakeknya Al-Kindi dikenal sebagai salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Nama Aslinya Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq berasal dari Kindah, kemudian terkenal dengan Al-Kindi adalah filosof muslim yang pertama. Ia digelari filosof bangsa Arab. (Hitti, 2010 : 463). Ia menganut aliran Mu’tazilah.(Nasution, 2008 : 6). Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya yakni, Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842-847) dan Mutawakil (847-861). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.
Pemikiran filsafat Al-Kindi merupakan ekletisme dari Plato dan Aristoteles (Neo-Platonis) serta Neo-Pythagorean. Ia bukan hanya filosof, tapi ahli perbintangan, kimia, ahli mata dan musik, karyanya sebanyak 361 buah. (Hitti, 2010 : 463). Menurut Ibnu Nadim karya Al-Kindi berjumlah 241 dalam filsafat, logika, ilmu hitung, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, optika, musik, matematika dan sebagainya. (Nasution, 2008 : 6). Karya-karya Al-Kindi diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad di barat setelah ia meninggal dunia. Ketika Khalifah Al-Mutawakkil tak lagi menggunakan paham Muktazilah sebagai aliran pemikiran resmi kerajaan,(menggantinya dengan faham Asy-’Ariyah) Al-Kindi tersingkir. Ia dipecat dari berbagai jabatan yang sempat diembannya.
Dalam pemikirannya, pengetahuan dibagi dalam 2 bagian :
a. Pengetahuan Ilahi (Divine Science), yaitu pengetahuan langsung yang diperoleh Nabi dari Tuhan. Dasar pengetahuan ini adalah keyakinan.
b. Pengetahuan manusiawi (Human Science) atau filsafat, dasarnya adalah pemikiran.
Filsafat adalah pengetahuan tentang yang benar (knowledge of truth) sehingga menurutnya hakikat tujuan filsafat sama dengan agama. Baginya menolak filsafat sama dengan menolak kebenaran, bahkan orang yang menolak filsafat dikatakan ”kafir”. Oleh karena itu Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama. Selain itu, pengetahuan juga dibagi 2, pengetahuan panca indera dan pengetahuan akal. Pengetahuan panca indera meliputi yang lahir saja, dan dalam fase ini pengetahuan manusia dengan binatang dianggap sama. Pengetahuan akal adalah proses perenungan atau berpikir lebih dalam lagi. (Nasution, 2008 : 9). Daya untuk berpikir disebut akal, yang meliputi :
a. Akal yang bersifat potensial.
b. Akal yang bersifat aktual.
c. Akal tingkat kedua setelah aktualitas.
2. Al-Farobi (870-950 M).
Nama Lengkap beliau Abu Nashr Muhammad bin Muhammad ibnu Tarkhan bin Auzalagh Al-Farobi, di barat dikenal Alpharabius. Lahir di Farob propinsi Transoxiana, Turkistan pada 257 H / 870 M. Al-Farobi digelari Al-Mu’allim tsani (guru ke-2 setelah Aristoteles). (Hitti, 2010 : 464). Konsep filsafat Al-Farobi dikenal dengan Marotib Al-Maujudat (hirarkis wujud) dalam mabadi’ yang dibagi 4 tingkatan wujud. Hierarki wujud menurut al-Farabi adalah sebagai berikut :
1. Tuhan yang merupakan sebab keberadaan segenap wujud lainnya.
2. Para Malaikat yang merupakan wujud yang sama sekali immaterial.
3. Benda-benda langit atau benda-benda angkasa (celestial).
4. Benda-benda bumi (teresterial).
Ia juga ahli musik terbesar dalam sejarah Islam dan komponis beberapa irama musik, yang masih dapat didengarkan dalam perbendaharaan lagu sufi musik India. Orde Maulawiyah dari Anatolia masih terus memainkan komposisinya sampai sekarang. Al-Farabi telah mengarang ilmu musik dalam lima bagian. Filsafat Al-Farobi meramu dari :
a. Teori sebab pertama Aristoteles.
b. Teori ide Plato.
c. Teori cosmos Ptolomeus.
d. Teori jiwa kognitif Stoa. (Sholeh, 2004 : 68).
Al-Farobi dikenal sebagai ahli logika yang masyhur dan juru bicara Plato dan Aristoteles pada masanya. Al-Farabi merupakan filosof Islam pertama yang mengusahakan keharmonisan antara agama dan filsafat. Dasar yang dipakainya untuk itu dua. Pertama pengadaan keharmonisan antara filsafat Aristoteles dan Plato sehingga ia sesuai dengan dasar-dasar Islam dan kedua, pemberian tafsir rasional terhadap ajaran-ajaran Islam. Bahkan al-Farabi berpendapat bahwa Plotinus dan Aristoteles termasuk dalam jumlah nabi-nabi yang tidak disebutkan namanya dalam al-Quran. Konsep Al-Faidl (emanasi) Al-Farobi dianggap Neo-Platonis, oleh karena itu Al-Ghozali (1058-1111 M) menggugat pemikiran Yunani yang diusung Al-Farobi dan Ibnu Sina lewat karyanya At-Tahafut Falasifah, bahwa tidak sesuai dengan ajaran islam dan bisa menyebabkan penganutnya menjadi kufur. At-Tahafut Falasifah diselesaikan oleh Al-Ghozali pada 11 Muharom 488 H / 21 Januari 1095 M dengan membahas 20 persoalan filsafat yang bid’ah, bahkan 3 diantaranya dinilai kufur bagi penganutnya. Kritik Al-Ghozali terhadap Al-Farobi diulangi lagi dalam karyanya Al-Munqidzu minadz dholal. (Sholeh, 2004 : xxi dan xxx). Dia seorang penganut islam Syi’ah yang menganut paham tertentu mengenai adanya imam (Syai’ah imamiyah istna asyariyah).(Syam, 2010 : 59). Kritik terhadap Al-Farobi juga muncul terhadap teori emanasinya yang hanya memancar dalam 11 tingkat. Teori emanasi yang hanya berjalan 11 tingkat, mungkin terdoktrin Syiah Imamiyah. (Sholeh, 2004 : 74).
Pasca karya Al-Ghozali (At-Tahafut Falasifah) gerakan anti filsafat begitu luas dan berpengaruh, sehingga Ibnu Rusydi membendung dengan mengcounter karya Al-Ghozali tersebut dengan buku karyanya At-Tahafut Tahafut (1126-1198). (Sholeh, 2004 : xxiii). Namun pengaruh Al-Ghozali terlanjur akut, lahirlah gerakan mistisisme yang menggusur tradisi ilmiah dalam sains, hingga peradaban islam, tradisi pengetahuan islam klasik mundur dan kemudian hancur. Kehancuran ini adalah salah satu faktor internal saja bagi umat islam di timur, selain faktor eksternal (serangan Mongol yang menghancurkan peradaban dan membakar buku-buku karya ilmuwan dan filosof muslim).
Daya berpikir menurut Al-Farobi terdiri dari 3 tingkat : akal potensial (material intellect), akal aktual (actual intellect), akal mustafad (acquired intellect).
Beberapa karya Al-Farobi.
Di bidang logika :
1. Risalah Shudiro Bihal Kitab (risalah yang dengannya kitab berawal).
2. Risalah Fi Jawab Masail Suila Anha (risalah tentang jawaban atas pertanyaan yang diajukan tentangnya).
Di bidang Fisika :
1. Syarhu Kitab As-sama’ At- Thobi’i li Aristutalis (komentar atas fisika Aristoteles).
2. Syarhu Kitab as-sama’ wal alam li Aristutalis (bahasan atas kitab Aristoteles tentang langit dan alam raya).
Di bidang Metafisika :
1. Fushusul Hikam (permata kebijaksanaan).
2. Kitab fil Wahid wal Wahdah (kitab tentang yang satu dan yang maha Esa).
Metafisika, menurut al-Farabi dapat dibagi menjadi tiga bagian utama : 1. Bagian yang berkenaan dengan eksistensi wujud-wujud, yaitu ontologi. 2. Bagian yang berkenaan dengan substansi-substansi material, sifat dan bilangannya, serta derajat keunggulannya, yang pada akhirnya memuncak dalam studi tentang “suatu wujud sempurna yang tidak lebih besar daripada yang dapat dibayangkan”, yang merupakan prinsip terakhir dari segala sesuatu yang lainnya mengambil sebagai sumber wujudnya, yaiu teologi. 3. Bagian yang berkenaan dengan prinsip-prinsip utama demonstrasi yang mendasari ilmu-ilmu khusus.
Di bidang Politik :
1. kitab Aro’ Ahlul Madinah al-Fadilah (kitab tentang opini penghuni kota ideal).
2. kitab As-Siyasat Al-madinah (kitab tentang pemerintahan negara kota).
3. kitab Al-Millat al-Fadilah (kitab tentang komunitas utama).
4. kitab Ihsho ul Ulum (kitab tentang pembagian ilmu. (Sholeh, 2004 : 61).
3. Ibnu Sina. (980-1037 M).
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. usia 10 tahun telah mampu menghafal al-Qur’an, sebagian sastra Arab, dan ia juga hafal kitab metafisika karangan aristoteles, setelah membacanya 40 kali. Ketika berumur 17 tahun ia pernah mengobati pangeran Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kembali kesehatannya. Ibnu Sina merupakan murid al Farabi (secara tidak langsung), jadi tidak mengherankan apabila banyak pemikiran yang memiliki kesamaan antara pemikiran Ibnu Sina dengan al Farabi. Di Barat dia dikenal dengan nama Avicena (Spanyol aven Sina), diberi gelar “the Prince of the Physicians”, sedang di timur diberi gelar Al-Syaikh- al-Rais.
Karya – karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat dan Al-Isyarat wat-Tanbihat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa. tentang tasawuf karyanya Al-Isyarat wat-Tanbihat. Selain dari itu, karyanya yang paling masyhur adalah Al-Qanun fith Thib (di barat terkenal dengan sebutan Canon of Medicine) yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini. Ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Ibnu Sina sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya.
Menurut faham filsafat Ibnu Sina, daya akal pada manusia mempunyai tingkatan :
a. Akal materiil yang semata - mata mempunyai potensi untuk berfikir dan belum dilatih walaupun sedikitpun.
b. Intelectual in habits, yang telah mulai dilatih untuk berfikir tentang hal - hal abstrak.
c. Akal actuil, yang telah dapat berfikir tentang hal - hal abstrak.
d. Akal mustafad yaitu akal yang telah sanggup berfikir tentang hal - hal abstrak dengan tak perlu pada daya upaya.
Terkait pemikiran al-Farabi dan Ibnu Sina, Al-Ghozali melancarkan kritik yang terbagi ke dalam 3 kategori :
a. Filsafat – filsafatnya yang harus dipandang kufur.
b. Filsafat – filsafatnya yang menurut Islam adalah bid’ah.
c. Filsafat – filsafatnya yang sama sekali tak perlu disangkal.
Tiga masalah yang menyebabkan kufur tersebut adalah : Pertama, bahwa Allah hanya mengetahui hal – hal yang besar – besar dan tidak mengetahui hal – hal yang kecil - kecil(particular). Kedua, bahwa alam ini azali atau kekal, tanpa permulaan (qodim). Ketiga, bahwa di akhirat kelak yang dihimpun adalah ruh manusia bukan jasadnya. Ibnu Sina telah terlebih dahulu menimbulkan falsafat wujudiah atau existentialisasi dari filosof - filosof lain. Di usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.
C. Epilog.
Memang terlalu singkat, sempit dan sederhana coretan ini untuk bisa meng-eksplorasi serta mendiskripsikan pemikiran-pemikiran filosof muslim diatas. Namun setidaknya tulisan ilmiah yang diajukan sebagai tugas makalah program pasca sarjana di STAIN Jember ini semoga bisa sedikit mengobati dahaga spiritual dan sains kita yang nantinya memberi spirit untuk merebut kembali ilmu islam yang telah hilang, merebut ilmu islam yang ternyata saat ini dicuri barat dari tokoh-tokoh muslim zaman dulu, zaman puncak kejayaan islam dinasti bani Abbasiyah.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah, Dar al-Ma’arif, 1957. Mesir.
Daudy, Ahmad. Segi-Segi Pemikiran Falsafi Dalam Islam, Bulan Bintang, 1984. Jakarta.
DINIKA Vol. 3 No. 1, January 2004 : 83 – 100.
Hitti, Philip P. History of the Arabs, PT Serambi Ilmu Semesta, 2010. Jakarta.
Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, Bulan Bintang, 2008. Jakarta.
Syam, Firdaus. Pemikiran Politik Barat, PT Bumi Aksara, 2010. Jakarta.
Sirajuddin, Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya, PT Raja Grafindo Persada, 2009. Jakarta.
Sholeh, A Khudori. Warna Baru Filsafat Islam, Pustaka Pelajar, 2004. Yogyakarta.

Naskah Khutbahku Idul Adha 1432 H

RENUNGAN IDUL ADHA
Oleh :











Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر لاإله إلاالله ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا.من يهد الله فلا مضل له،ومن يضلله فلا هادي له.أشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسو له لا نبي بعده. أللهم صل على محمد وعلى أل محمد،أما بعد: فيا أيها الحاضرون،إتقوا الله فقد فاز المتقون.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah.
Sejak kemarin sore hingga 3 hari mendatang (hari-hari tasyrik dzulhijjah) gema takbir, tahmid dan tahlil berkumandang di seluruh dunia. Lafadz takbir yang berarti mengagungkan Allah karena kesuksesan dan keberhasilan umat islam dalam memenangkan sebuah pertarungan besar. Iya, pertarungan melawan hawa nafsunya sendiri. Nafsu apakah gerangan ? nafsu keserakahan, nafsu yang menjurus ke dimensi hewani tanpa kontrol agama, nafsu kecintaan pada selain Allah yang berlebihan. Oleh karena itu di Idul Adha ini semua nafsu itu dikontrol dan dikendalikan kembali.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah.
Suatu ketika Nabi Muhammad beserta para sahabatnya baru saja selesai perang badar, perang yang terkenal perang besar di sejarah islam. Dalam perjalanan pulang nabi nyeletuk :
رجعنامن جهاد الأصغرإلى جهاد الأكبر
“Kita telah pulang dari Jihad yang kecil menuju Jihad yang lebih besar”.

Para sahabat heran karena selama ini perang badar adalah medan jihad terbesar dan bertanya : ”Jihad besar apakah wahai Rosululloh ?” Rosul menjawab : ”Jihad melawan Nafsu”.
Jihad untuk meundukkan nafsu kita sendiri saudaraku sekalian. Karena nafsu seringkali menjadi sumber angkara murka. Apakah nafsu selalu jelek ? Tidak hadirin. Nafsu adalah pelengkap kesempurnaan manusia sebagai manusia. Nafsu adalah kecenderungan manusia. Ia harus ada pada manusia namun penggunaannya harus dikontrol oleh akal sehat dan Agama (Syari’at Islam). Bukankah anak-anak tercinta kita terlahir karena adanya nafsu ? nafsu perlu ada dan butuh penyaluran. Agama mengatur itu. Tanpa nafsu maka bukan manusia, ia adalah malaikat. Mendewakan nafsu juga bukan manusia lagi, tapi binatang. Oleh karena itu islam tidak membolehkan membujang, tidak menikah, atau pengkebirian atas nama mengekang nafsu. Karena itu menghilangkan fitrah dasar manusia. Islam juga mengkutuk manusia yang berprilaku binatang yang tamak, rakus, bebas nilai bahkan free sex, karena itu mendewakan nafsu.

Idun secara etimologi berarti hari raya, bisa juga diartikan kembali. Adha berarti menyembelih, Idul Adha = hari raya penyembelihan. Hal ini maklum, karena dihari itu umat muslim seluruh dunia disunnahkan (dianjurkan) untuk melakukan penyembelihan hewan bagi yang mampu dan dagingnya dibagikan pada mereka yang belum mampu sebagai upaya ibadah dan pendekatan pada Tuhan. Dengan nada sinis orientalis melontarkan istilah ”sadistic killing” pada umat muslim terhadap ibadah kurban ini. Sungguh ucapan yang menusuk hati dan statemen yang keluar tanpa toleransi. Barat yang orientalis dan cenderung materialis begitu cepat menyimpulkan yang fisis lalu mengabaikan yang metafisis. Wajar saja kemudian jika budaya nudis berkembang di komunitas barat, karena iman mereka sudah terkikis. Apa yang mereka katakan sebagai ”sadistic killing” sebenarnya tidaklah demikian kiranya. Penyembelihan itu kita sebut sebagai kurban yang berasal dari kata qorroba – qurbaanan yang berarti mendekatkan. Mendekatkan apa ? Mendekatkan diri kepada Tuhan.
Selain disebut Idul Adha, dan Idul Qurban, hari ini juga disebut dengan Idul Haji karena pada bulan ini umat muslim seluruh dunia diwajibkan menunaikan ibadah haji bagi yang telah mampu. Sangat banyak hikmah yang bisa diambil dari Idul Adha ini, namun disini penulis hanya menyampaikan 3 hikmah saja dari makna Idul Adha sebagai renungan kita bersama. Pertama Idul Adha menyiratkan pesan kemerdekaan (freedom). Kemerdekaan itu dicerminkan dengan anjuran penyembelihan hewan. Secara fisik hal itu seakan menyakiti hewan, namun lebih dalam hal itu adalah semangat untuk berbagi pada sesama, merasakan sesama dan hidupnya sense of social. Bahkan penyembelihan itu merupakan simbol kita menyembelih sifat-sifat kebinatangan kita. Manusia adalah makhluk termulia jika dibanding dengan makhluk lainnya. Ia lebih mulia dari Malaikat apalagi binatang, namun jangan lupa bahwa manusia juga berpotensi menjadi sifat malaikat dan juga bisa menjadi sifat binatang bahkan lebih rendah lagi. Jika ketaqwaan manusia subur, malaikatpun memujinya bahkan sujud (menghormat) padanya. Jika nafsunya yang dominan, maka maksiat didewakan sehingga ia sama dengan sifat binatang bahkan Qur’an menyatakan bisa lebih rendah dari binatang.
Manusia berbeda dengan binatang, namun sifat kemanusiaan bisa luntur jika meniru sifat binatang. Banyak sifat yang membedakan manusia dengan binatang. Diantara yang membedakan manusia dengan binatang adalah sifat rakus.

Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah.
Dosa hawa nafsu tahap kedua dari kisah zaman dulu adalah keserakahan (yang pertama adalah sombong). Hal ini dilakukan oleh sepasang manusia pertama yang tergoda rayuan Syetan, sebagaimana ilustrasi Surat Al-Baqoroh ayat 35-38. Di syorga semua dihalalkan dan semua diperbolehkan untuk dimakan kecuali satu pohon saja, kecuali 1 buah saja. Semua yang halal tidak nampak justru atas nama keserakahan 1 yang dilarang dilirik. Syetan datang mempermainkan nafsu serakah manusia, dan keserakahan itu menggelincirkan Adam dan hawa dari syorga. Hutan yang gundul saat ini di negeri yang konon sebagai untaian zamrud katulistiwa ini karena keserakahan manusia yang kemudian berdampak banjir dimana-mana. Bahkan masih teringat di pelupuk mata banjir lumpur, gunung longsor di Panti Jember-JATIM juga atas keserakahan manusia. Bukit-bukit dan gumuk rata dengan tanah karena keserakahan manusia. Negeri ini hancur karena koruptor merajalela itupun karena ketamakan dan keserakahan manusia yang merasa tidak cukup dengan miliknya sehingga mengambil yang bukan haknya. Menurut hemat kami jauh lebih menakutkan koruptor daripada pencuri. Pencuri terkadang terpaksa melakukan tindakan mencuri karena memenuhi kebutuhan hidupnya, atau kebutuhan keluarganya. Namun koruptor melakukan tindakan korupsi karena memenuhi gaya hidupnya. Koruptor merasa kurang dengan pendapatan sah yang dimiliknya, sehingga gaya hidup menuntutnya untuk mengkorupsi yang bukan haknya. Ironisnya mengapa pencuri sebuah semangka dihukum penjara sedang koruptor bank berkeliaran ? Skandal centuri entah kemana ? Malinda dee katanya masih mau operasi ? Anehnya Gayus Tambunan bisa pelesiran ke Bali ? Seorang terhormat yang katanya wakil rakyat M Nazarudin bendahara partai Demokrat dijemput dijemput berulang-ulang baru bisa kembali ? Mengapa jika kesalahan menimpa rakyat kecil hukum ditegakkan, namun jika menyentuh pejabat dan konglomerat hukum diabaikan ? Inilah yang mengantarkan kehancuran negeri ini. Pantas jika Muhammad SAW dulu dengan geram pernah berpidato :
عن عائسة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: أيهاالناس إنما أهلك الذي من قبلكم أنهم كانوا إذا سرق فيهم الشريف تركوه،وإذا سرق فيهم الضعيف أقاموا عليه الحد.والذي نفسي بيده لوسرقت فاطمة بنتي لقطعتهايدهابيدي.(رواه البخارى ومسلم)
”Dari Aisah RA, sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda : wahai para manusia, sesungguhnya kebinasaan umat terdahulu adalah manakala pembesar mereka mencuri (korupsi) hukum diabaikan, dan jika orang lemah (rakyat kecil) mencuri hukum ditegakkan. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika putriku Fatimah mencuri, sungguh sayalah yang memotong sendiri tangannya”.(HR. Bukhori dan Muslim).

Kita lihat betapa negeri ini mempermainkan hukum. Betapa banyak pejabat yang koruptor masih bisa sembunyi dan menyanyi-nyanyi. Sebenarnya sembunyi atau dilindungi ya ? Jika kita berkaca pada Cina, dulu juga terkenal sebagai negara korupsi, birokrasi negara Cina susah membasmi. Suatu ketika dilantiklah seorang presiden baru. Begitu dilantik kemudian Hu Jin Tao di tahun 2003 menyampaikan pidato kepresidenannya yang singkat : ”Sediakan 100 peti mati bagi para koruptor, dan sisakan 1 untuk saya manakala kalian dapati saya korupsi”. Sejak saat itu para koruptor di Cina dihukum mati dan menimbulkan efek jera sehingga saat ini Cina menempati salah satu negeri yang kecil bahkan dinyatakan bersih korupsi. Cina negara yang umat islamnya minoritas bahkan komunis, namun ia praktekkan islam, semangat hadis diatas diaplikasikan sehingga mengantarkan Cina menjadi negara maju, bahkan sekarang diprediksi menjadi macan Asia bersama India. Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Mayoritas pendudukanya Islam, bahkan 83 % muslim tapi korupsi merajalela, bahkan digelari negeri terkorup nomer 3 sedunia, terkorup nomer 1 se-Asia Pasifik. Bagaimana hukuman bagi koruptor Indonesia ? Karena yang diterapkan bukan hukuman mati, justru penjara ber-AC, ada fasilitas karaoke, bahkan ada salon untuk perawatan Kecantikan layaknya hotel berbintang 5. Kalaupun hukuman mati bagi koruptor Indonesia diterapkan, kami pribadi tidak setuju. Salah jika koruptor dihukum mati, yang benar adalah dimutilasi. Iya kalau Cina dengan hukuman mati sudah jera, Indonesia...., korupsi seakan sudah mendarah daging dari birokrasi atas sampai ke bawah. Korupsi adalah manifestasi ketamakan, keserakahan yang merupakan dosa ke-2 yang membuat 2 manusia mulia tergelincir dari Syorga. Oleh karena itu fenomena sekarang banyak termuat TV, dulu pejabat karena diketahui korupsi jadi tersangka penjahat. Dulu bupati karena korupsi jadi masuk bui. Malukah mereka ? Alih-alih merasa malu, justru bangsa ini malu-malu-in di mata Internasional. Jangan-jangan benar anekdot Najwa Shihab ”jika di zaman ORLA korupsi sembunyi-sembunyi di bawah meja, di zaman ORBA korupsi terjadi diatas meja, era reformasi korupsi makin gila, karena tidak dibawah atau diatas meja, namun mejanya pun dikorupsi dan dibawa lari”.
Rakus adalah stigma untuk binatang. Namun terkadang kita merenung sebenarnya siapa yang rakus, manusia atau binatang ? Dalam pelajaran biologi kita dikenalkan dengan istilah herbivora (hewan pemakan rumput misal sapi). Yang menarik sapi hanya makan rumput/dedaunan saja, ia tidak mau mie ataupun spageti, Carnivora pun begitu. Ternyata manusia di kelompok Omnivora (pemakan segala), akankah ini meingindikasikan manusia itu rakus ? Seakan manusia malah lebih rakus dari pada hewan. Sampai detik ini belum ada hewan pemakan api, tapi manusia sudah mampu memakan api (baca = merokok). Sepertinya perlu istilah baru untuk mahluk pemakan api ini. Jika kita berasal dari desa tentu kita tahu hewan yang dikenal bajing. Umum dikenal masyarakat desa bahwa bajing itu binatang yang rakus, tapi serakus-rakusnya bajing paling hanya kelapa yang dimakan. Tapi bajingan, bukan hanya kelapa, bahkan beras, uang, aspal, batu, gunung, kabel listrik, kayu jati pun dimakan. Karena kerakusan bajingan gunung bisa habis, dan hutan jadi gundul yang kemudian berakibat kerusakan, banjir maupun longsor.
Sifat kedua yang membedakan manusia dengan binatang adalah rasa malu. Bahkan Rosul SAW menegaskan ”malu itu sebagian dari iman”. Sapi tidak malu tidak berbaju dan kelihatan aurotnya. Harusnya manusia malu jika aurotnya terlihat, namun faktanya justru aurot manusia diumbar bahkan bangga dipamerkan. Itu kan sama dengan binatang. Ayam jantan mengejar ayam betina lalu melampiaskan syahwatnya tanpa ada komitmen (pernikahan) bahkan dilakukan di halaman sekolah tatkala upacara bendera sedang berlangsung, banyak manusia berbaris menyaksikannya si ayam enjoy saja. Hari ini perselingkuhan terjadi, remaja kita tanpa risih berciuman di tempat umum, bahkan berhubungan intim di semak-semak, ini kan lebih dari hewan.
Disaat menyampaikan kuliah umum ke mahasiswa, penulis iseng melontarkan angket “faktor apa saja yang paling ditakuti remaja jika melakukan free sex menurut anda?”. Dari 56 responden terlihat : 1. takut hamil = 41 %. 2. takut dosa/takut laknat Tuhan/takut masuk neraka = 39 %. 3. takut terkena HIV-AIDS = 20 %. Berikutnya dengan nilai lebih kecil takut ketahuan orang tua, dan takut dikucilkan keluarga dan masyarakat. Sebuah data yang mencengangkan, generasi muda kita lebih takut terjadi hamil dari pada takut/malu pada Tuhan. Sungguh iman mulai tipis, dosa mulai tiada dan Tuhan mulai enggan menyapa karena Dia sudah di nomer dua-kan (menempati prioritas nilai ke-2). Karena rasa malu mulai sirna dan karena Tuhan nomer 2, pantaslah jika di Jawa Timur (tahun 1992) 47% remajanya pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, di Bali (tahun 1990) 90% remajanya pernah berhubungan seks bebas.(Mahmudi, 2009 : 86). Gejala seks bebas itu merambat ke para siswa, 62 % siswa/siswi SMP sudah pernah berhubungan seksual. Bahkan Penelitian baru-baru ini di Jogjakarta (tahun 2003 oleh Iip Wijayanto dalam bukunya sex in the kost) menyatakan 97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah tidak perawan lagi.(Babun Suharta, 2011 : 2). Jika ayam melakukannya, itu hal yang wajar walau tanpa komitmen pernikahan ataupun ditempat umum, tapi bagi manusia ? Ayo kita bina lagi generasi, ayo kita tata lagi birokrasi dengan menghidupkan Tuhan kembali ke dalam diri. Kita bukanlah penganut Karl Marx yang bergumam “the relegion is opium”(agama adalah candu/sesuatu yang meracuni). Kita juga bukan penganut Nietszhe yang mengigau “God is died”(Tuhan telah mati) dan mendeklarasikan kematian Tuhan karena merasa frustasi tidak menemukan Tuhan dalam pencariannya. Kita adalah umat yang meminjam terminologi Ihsan “beribadah (melakukan perbuatan apa saja) seakan-akan mampu melihat Allah, namun jika tidak mampu melihat-Nya yakinlah bahwa Dia pasti melihat segala perbuatan kita”. Dengan begitu kita tidak perlu polisi atau KPK, karena Tuhan yang mengontrol kita. Jika kita tidak sadar dari koma ini, kondisi bagsa dan generasinya akan makin parah. Mungkin kita tidak membunuh Tuhan, tapi dengan data jawaban remaja diatas Tuhan telah di nomer duakan, Tuhan telah di-marginalkan, dan jangan-jangan hal itu adalah proses untuk membunuh Tuhan secara perlahan. Astaghfirullohal Adziim...
Manusia memang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, tapi bukan berarti rakus. Manusia juga punya syahwat yang harus disalurkan, tapi bukan berarti tanpa kontrol dan tak tahu malu. Disinilah peran agama mengaturnya, dan spirit Idul Adha ini adalah simbol kemerdekaan manusia dari sifat kebinatangan. Menyembelih binatang dalam Idul Qurban ini berarti menyembelih nafsu/sifat-sifat kebinatangan agar mengembalikan alam nasut (kemanusiaan) sebagai insan kamil bahkan lebih mendekatkan diri ke alam Lahut (dimensi ketuhanan yang suci yang menjadi sifat dasar ruh manusia).
Hikmah ke-2 dari Idul Adha adalah bulan yang menyiratkan Jihad (kesungguhan). Ismail yang begitu membahagiakan Ibrahim karena sekian tahun diidamkan beserta istri ke-2 nya harus ditinggalkannya di padang tandus yang tidak berpenghuni bahkan tak ada air untuk menunjang kehidupan. Untuk apa itu jika bukan karena ingin bersungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah, ingin sungguh-sungguh menjadi hamba Allah yang taat dan mendekatkan pada-Nya. Ribuan jamaah haji dari Indonesia yang konon harus mengeluarkan biaya 30-35 juta, sebulan meninggalkan keluarga, bahkan kepanasan dan berdesak-desakan di Mekkah, buat apa ? Niat dan kesungguhan untuk beribadah, mendekatkan diri pada Tuhan itulah yang melandasinya. Namun kesungguhan itu hendaklah dibangun dengan niat yang tulus-ikhlas. Jika tidak justru akan menjadi kesombongan dan bernilai sia-sia.
Hadirin jama’ah sholat Idul Adha yang dirahmati Allah.
Sejarah telah membuktikan bahwa ada 3 dosa (secara prioritas) yang ternyata itu tercetus karena nafsu yang tidak terkendali. Salah satunya yang Pertama (dan merupakan dosa pertama kali) : nafsu kesombongan, dimana saat penciptaan Adam AS, termuat kisah :
قال مامنعك ألا تسجد إذ أمرتك؟قال أناخيرمنه خلقتني من ناروخلقته من طين
“Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".(Q.S. Al-A’rof : 12).

Haji bukanlah kesombongan, tapi justru kerendahan hati kita dihadapan Allah. Tidakkah kita fahami filosofi hijir ismail yang berdampingan dengan ka’bah rumah Allah yang selalu terkait dengan ibadah haji ? haji justru membangun rasa kepekaan pada masyarakat sekitar (sense of social), sebagaimana kisah Al-Muwaffaq yang tidak jadi pergi haji karena tetangganya kelaparan, namun justru dijamin hajinya mabrur. Kita bukanlah kaum materialisme pemuja Karl Marx yang melakukan sesuatu hanya atas dasar materi. Kita juga bukan kaum behaviorisme pemuja Ivan Pavlov yang melakukan sesuatu atas dasar adanya stimulus dan respon. Kita adalah umat islam penganut ajaran yang disampaikan Muhammad SAW yang melakukan sesuatu atas dasar kepentingan baik dunia-maupun akhirat. Kesungguhan itulah yang memuliakan kita dari penganut apapun karena mampu melihat yang fisik dan meyakini yang metafisik. Justru dengan keyakinan terhadap yang metafisik (iman), menjadikan kehidupan ini lebih berarti.
Makna ke-3 dari Idul Adha berarti bulan persamaan manusia. Semua yang berhaji berpakaian yang sama dan berfokus pada yang sama (menuju dan hanya untuk Allah). Sebenarnya Idul Adha mengingatkan kita bahwa semua manusia itu sama, dilahirkan telanjang mati juga telanjang, hanya diselimuti kain kafan. Iman dan taqwa manusia lah yang membedakan di hadapan Allah. Gelar yang berderet, segala jabatan dan pangkat yang melekat semua itu akan tanggal di hadapan Tuhan. Jadi meminjam terminologinya Muhammad Iqbal, Idul Adha ini berfungsi untuk memanusiakan kembai manusia itu. Ya Allah ya Robi, terimalah ibadah kami, terimalah qurban kami dan terimalah haji kami.
أعوذباالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. أللهم صل على محمد وعلى أل محمد والحمدلله رب العلمين. أللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحيإ منهم والأموات أللهم أرناالحق حقاوارزقناإتباعه وأرناالباطل باطلاوارزقناإجتنابه ربناهب لنامن أزوجناوذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما ربناأتنافي الدنياحسنة وفي الأخرةحسنة وقناعذاب النار. عبادالله: إن الله يأمربالعدل والإحسان وإيتائ ذى القربى وينهى عن الفحشإ والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون.فاذكروني أذكركم واشكرولي على نعم يزدكم ولذكرالله أكبر.

Jember, 2 November 2011.

Penulis,



Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I.


• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, sekretaris majelis tabligh PCM Sumbersari, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

Tuhan Yang Hilang

MEMBUNUH TUHAN
Oleh :










Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Al-kisah seorang Mursyid (guru spiritual sufi) memiliki 7 murid dan mengumpulkannya untuk mendapat wejangan (pelajaran). Sang guru memberikan seekor burung dan sebilah pisau tajam pada masing-masing muridnya. Kemudian memerintahkan para murid menyembelih burung tersebut dengan perlengkapan pisau dimana saja dengan syarat tempat tersebut tidak ada satupun yang mengetahui. Berpencaranlah para murid tersebut. Ada yang di semak-semak, begitu kiri-kanan terlihat sepi lalu disembelihlah burung itu, begitu pula murid lainnya melakukan di tempat aman lain pula. Setelah usai semua berkumpul di hadapan mursyid memberikan laporan bahwa tugasnya sudah selesai dan dijamin tidak ada yang tahu. Tapi murid ke-7 datang masih membawa burung dan pisau tersebut di hadapan guru serta murid lainnya. Dengan heran sang mursyid bertanya ”mengapa tidak kamu sembelih?”. Jawab murid ”karena syaratnya begitu berat guru, mungkin orang tidak tahu persembunyian saya saat menyembelihnya, tapi tiada tempat yang luput dari pengawasan Allah”. Sang mursyid tersenyum dan menyatakan ke semua, murid ke-7 lah yang dinyatakan lulus ujian serta diwisuda sebagai murid teladan yang telah menyandang Ma’rifat/Mukasyafah (derajat tertinggi dalam dunia tasawuf karena telah berhasil berinteraksi dengan Tuhan).
Kisah ini seringkali dulu dikisahkan oleh dai kondang almarhum K.H. Zainudin MZ dalam ceramah-ceramahnya. Kisah tersebut kebenarannya memang perlu diklarifikasi, namun substansinya begitu dalam dan berarti bagi efek kehidupan. Jika Tuhan telah hadir dalam hati seorang hamba, maka prilakunya begitu santun selama kehidupan di dunia ini. Daripada kita berdebat soal pro-kontra kebenaran kisah diatas, lebih baik kita lihat kisah Kholifah Umar bin Abdul Aziz yang otentik kebenarannya.
Suatu ketika kholifah lembur untuk menyelesaikan tugas kenegaraan sampai larut malam dibantu penerangan lampu petromak (lampu dari minyak, baca : damar oblik) di kantor kepresidenannya. Di waktu lembur malam hari itu putranya datang mengetuk pintu. Dipersilahkanlah masuk dan ditanya ”ada kepentingan apa putraku?” jawab putranya ”mau menyelesaikan masalah keluarga kita yang belum selesai tadi”. Sang kholifah langsung mematikan lampu dan berkata ”baik, marilah kita selesaikan”. Putranya heran dan protes ”kenapa lampunya dimatikan?”. kholifah menjawab ”dari tadi saya lembur menyelesaikan masalah negara dengan fasilitas lampu negara, jika tetap saya nyalakan untuk menyelesaikan masalah keluarga kita, sungguh saya telah khianat, tidak amanah karena telah memakai fasilitas negara demi kepentingan keluarga. Saya takut neraka karena korupsi, saya malu dengan Allah”.
Mengapa murid ke-7 dalam kisah sufi tidak jadi menyembelih burung? Karena Tuhan hadir dalam dirinya. Mengapa kholifah Umar bin Abdul Aziz mematikan lampu? Karena Tuhan hadir dan mampu hidup dalam hatinya, sehingga Ia merasa dikontrol langsung oleh Tuhan. Dengan pertanyaan yang sama, mengapa koruptor merajalela di negeri ini? Mungkin Tuhan tidak mampu dihadirkan dalam diri atau justru sengaja dibunuh oleh para oknum aparat yang koruptor. Ironis sekali, negeri yang agamis yang kehidupan beragama tumbuh subur, bahkan konon 83 % masyarakatnya muslim tapi tatanan dan prilakunya tidak islami. Indonesia masih nomer 3 terkorup sedunia, nomer 1 terkorup se-Asia Pasifik. Lantas dimanakah Tuhan? Roh Mo Yun (mantan presiden Korea Utara) bunuh diri dari ketinggian tebing karena merasa malu media memberitakan dirinya di duga korupsi, padahal masih di duga. Menteri perhubungan Korea Selatan langsung mengundurkan diri sesaat setelah terjadi kecelakaan kereta api karena merasa malu telah gagal mengatur keselamatan transportasi. Terlalu banyak koruptor di negeri ini yang tidak punya malu pada rakyatnya sendiri. Kasus KEMENTRANS baru-baru ini begitu menusuk hati. Institusi keagamaan KEMENAG (nyata-nyata bersinggungan dengan Tuhan) justru menyelewengkan Dana Abadi Umat (DAU haji). Begitu banyak kecelakaan di negeri ini namun menterinya tidak malu dan tidak segera undur diri. Budaya malu sudah tidak ada lagi di negeri ini. Alih-alih merasa malu, justru bangsa ini malu-malu-in di mata Internasional. Jangan-jangan benar anekdot Najwa Shihab ”jika di zaman ORLA korupsi sembunyi-sembunyi di bawah meja, di zaman ORBA korupsi terjadi diatas meja, era reformasi korupsi makin gila, karena tidak dibawah atau diatas meja, namun mejanya pun dikorupsi dan dibawa lari”.
Sebagai anak bangsa penulis merasa malu dengan negara Cina yang berideologi komunis namun justru lebih islami dari Indonesia. Dulu korupsi di Cina susah diberantas, tapi sejak 2003 Hu Jin Tao diangkat jadi presiden dengan singkat dan tegas dalam sambutan kepresidenannya berkata ”sediakan 100 peti mati bagi para koruptor, dan sisakan 1 untuk saya jika kalian dapati saya korupsi”. Sejak saat itu koruptor dihukum mati di Cina, dan luar biasa angka koruptor menurun drastis di Cina karena efek jera hukuman mati. Bagaimana hukuman korupsi di Indonesia? Alih-alih dihukum mati, justru ada koruptor yang penjaranya seperti hotel bintang 5, ada salonnya bahkan ada sarana karaokenya. Anehnya Gayus Tambunan justru bisa keluar nonton bulu tangkis ke Bali. Hukuman mati tidak diterapkan sehingga tidak menimbulkan efek jera. Seandainya hukuman mati diterapkan bagi para koruptor, secara pribadi penulis tidak sepakat. Karena Indonesia dengan Cina sangatlah berbeda, yang pantas untuk koruptor Indonesia bukanlah dihukum mati tapi mungkin dimutilasi, karena begitu mengguritanya white collar crime dalam klasifikasi extra ordinary crime ini.
Tidak ingatkah kita dengan deklarasi Muhammad SAW ”Demi dzat yang jiwaku ditangan-Nya, jika Fatimah putriku mencuri biarlah Muhammad yang memotong tangannya”. Bukankah deklarasi presiden Cina yang anti Tuhan (komunis) justru lebih islamis karena bersesuaian dengan deklarasi universal nabi? Mengapa negeri ini yang dasarnya pancasila yang sila pertamanya ketuhanan yang maha Esa mengutip Prof. Dr. Amien Rais, M.A justru berubah jadi keuangan yang maha kuasa, sehingga yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Posisi kekuasaan Tuhan sudah digeser dan dikuasai keuangan.
Dari atas turun ke bawah, fenomena hilangnya Tuhan dari birokrasi merambat ke generasi. Disaat menyampaikan kuliah umum ke mahasiswa, penulis iseng melontarkan angket “faktor apa saja yang paling ditakuti remaja jika melakukan free sex menurut anda?”. Dari 56 responden terlihat 1. takut hamil = 41 %. 2. takut dosa/takut laknat Tuhan/takut masuk neraka = 39 %. 3. takut terkena HIV-AIDS = 20 %. Berikutnya dengan nilai lebih kecil takut ketahuan orang tua, dan takut dikucilkan keluarga dan masyarakat. Sebuah data yang mencengangkan, generasi muda kita lebih takut terjadi hamil dari pada pada Tuhan. Sungguh iman mulai tipis, dosa mulai tiada dan Tuhan mulai enggan menyapa karena Dia sudah di nomer dua-kan (menempati prioritas nilai ke-2). Karena Tuhan nomer 2, pantaslah jika di Jawa Timur (tahun 1992) 47% remajanya pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, di Bali (tahun 1990) 90% remajanya pernah berhubungan seks bebas.(Mahmudi, 2009 : 86). Bahkan Penelitian baru-baru ini di Jogjakarta (tahun 2003 oleh Iip Wijayanto dalam bukunya sex in the kost) menyatakan 97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah tidak perawan lagi.(Babun Suharta, 2011 : 2).
Ayo kita bina lagi generasi, ayo kita tata lagi birokrasi dengan menghidupkan Tuhan kembali ke dalam diri. Kita bukanlah penganut Karl Marx yang bergumam “the relegion is opium”(agama adalah candu/sesuatu yang meracuni). Kita juga bukan penganut Nietszhe yang mengigau “God is died”(Tuhan telah mati) dan mendeklarasikan kematian Tuhan karena merasa frustasi tidak menemukan Tuhan dalam pencariannya. Kita adalah umat yang meminjam terminologi Ihsan “beribadah (melakukan perbuatan apa saja) seakan-akan mampu melihat Allah, namun jika tidak mampu melihat-Nya yakinlah bahwa Dia pasti melihat segala perbuatan kita”. Dengan begitu kita tidak perlu polisi atau KPK, karena Tuhan yang mengontrol kita. Jika kita tidak sadar dari koma ini, kondisi bagsa dan generasinya akan makin parah. Mungkin kita tidak membunuh Tuhan, tapi dengan data jawaban remaja diatas Tuhan telah di nomer duakan, Tuhan telah di-marginalkan, dan jangan-jangan hal itu adalah proses untuk membunuh Tuhan secara perlahan. Astaghfirullohal Adziim...

• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

PROPOSAL FREE SEKS

PROPOSAL


MENYELAMATKAN GENERASI BANGSA
DARI MUSUH BERSAMA
(FREE SEX DAN NARKOBA)


TIM 3













KLINIK KEPERAWATAN AKUPUNTUR JEMBER

Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I.
Ust. Suwito, Al-Hafidz
Eli, S.Pd.



1. Pendahuluan.
A. Latar Belakang.
Remaja adalah generasi penerus bangsa, dimana baik buruknya suatu bangsa ke depan tergantung bagaimana kondisi remaja sebagai generasi muda saat ini. Secara kuantitatif yang dikatakan remaja adalah mereka yang usianya antara 12-21 tahun (Sarwono, 2002 : 98). Jika kita lihat pada rentang usia itu, maka nampaklah bahwa dalam kaidah pendidikan formal mereka sedang menikmati bangku SMP, SMA dan kuliah di perguruan tinggi. Predikat siswa/siswi disandang bagi yang masih SMP dan SMA, sedang predikat mahasiswa/mahasiswi disandang bagi yang kuliah di perguruan tinggi. Artinya di pundak siswa SMP, SMA dan Mahasiswa lah Indonesia 10-20 tahun ke depan nasib positif dan negatifnya. Jika keseluruhan sikap dan prilaku mereka positif, maka harapan bangsa ini begitu cerah. Tapi jika sikap dan prilaku mereka hari ini negatif, sungguh suram masa depan bangsa ini di masa mendatang.
Sering idealita bertolak belakang dengan realita. Era globalisasi cukup mewarnai kehidupan remaja kita terutama mereka yang masih di bangku SMP dan SMA. Tentu kita tidak menafikan prestasi siswa-siswa yang gemilang, tapi berbagai kenakalan remaja juga sering menghiasi media bangsa ini, baik cetak maupun elektronika. Mulai dari tawuran antar siswa, terjerat narkoba sampai terjerumus dalam pergaulan bebas / free sex. Data yang diungkap badan narkotika nasional, hampir 3 juta remaja di Indonesia terjerat narkoba. Sementara itu, kenakalan remaja dalam bentuk pergaulan bebas hingga ke seks bebas lebih memprihatinkan lagi. Sekitar 5 juta siswa SMP dan SMA di Indonesia sudah pernah berhubungan intim (Kompas, 10-8-2007). Di tahun 2009, 40 % siswa SMP dan SMA di Bali sudah pernah berhubungan intim. Hasil penelitian Fathur Rohman. Dari 10 SMU kelas 3 di Surakarta dengan 611 siswa dan 639 siswi,didapatkan hasil :

Prilaku seks Pria Wanita Total
Pernah melakukan hubungan seksual 139 25 164
Tidak pernah berhubungan seksual 472 614 1250


Bahkan dari 639 siswi 24 % sudah melakukan hubungan seksual 1-2 X / minggu.(Jurnal penelitian Humaniora Vol. 6 No. 2, tahun 2005 : 115-129). Yang lebih memilukan lagi 62,7 % siswa SMP yang masih bau kencur sudah pernah berhubungan intim layaknya suami-istri (Cornelius@mediaindonesia.com).
Masalah seksualitas, dari tahun ke tahun angkanya semakin meningkat dan mengerikan. Tahun 1976, 9,6% remaja menyetujui adanya seks pra-nikah, tahun 1978 meningkat 10% remaja terlibat free sex, tahun 1981 menjadi 17,02% remaja free sex. Bahkan Penelitian baru-baru ini di Jogjakarta (tahun 2003) menyatakan 97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah tidak perawan lagi.(lihat Iip Wijayanto dalam “Sex In The Kost”, dan Koran Kedaulatan Rakyat, 18 September 2003 halaman 1 : Virginitas Mahasiswi). Sedang hasil Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyatakan 26% dari 359 remaja Jogja telah berhubungan seks. Melihat dari tempat dan daerah pun, prilaku Pre-Marital Intercourse (free sex) juga bermacam-macam. Penelitian pada pelajar SMU di Jawa Tengah tahun 1995, 10% dari mereka sudah pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, di Jawa Timur (tahun 1992) 47% remajanya pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, di Bali (tahun 1990) 90% remajanya pernah berhubungan seks bebas.(Mahmudi, 2009 : 86). The Allen Guttmacher Institute menyatakan bahwa 93 persen dari anak remaja puteri yang disurvei mengaku bahwa persetubuhan pertama mereka adalah "keinginan mereka sendiri".
National Survey of Family Growth pada tahun 1988 melaporkan bahwa 70-80% remaja yang melakukan seks pra-nikah pertama kali dilakukan saat mereka pubertas yaitu saat usia 15-19 tahun. Jika melihat rentang usia itu berarti mereka masih di bangku SMP dan SMA. Jika kita merenung sejenak, itu adalah angka yang didapatkan saat tahun 1988, bagaiman kondisi saat ini ?
Sekali lagi ditegaskan bahwa nasib bangsa ada di tangan mereka, remaja khususnya siswa-siswi SMP dan SMA saat ini. Jika mereka tidak dibentengi oleh serangan seks bebas dan obat-obat terlarang / narkoba, maka hancurlah masa depan negeri ini. Oleh karena itu kami atas nama tim 3 klinik keperawatan akupuntur jember dengan penuh rasa peduli menawarkan solusi ke bapak / ibu pimpinan institusi sekolah baik SMP maupun SMA beserta dewan guru lainnya berupa pembinaan siswa dalam bentuk penyuluhan bahayanya narkoba dan seks bebas. Semua usaha ini semata-mata dilakukan demi menyelamatkan aset bangsa yang sangat berharga ini.
B. Tujuan
Seacara garis besar acara ini bertujuan untuk :
1. Mencegah terjadinya kenakalan remaja dalam bentuk narkoba, miras, dan pergaulan bebas / seks bebas.
2. Membekali siswa / siswi akan bahayanya narkoba, seks bebas dan penyakit menular seksual (HIV-AIDS).
3. Membatu proses pembinaan moral bagi guru agama, guru BK dan guru-guru lainnya di Institusi sekolah baik SMP / MTs maupun SMA / MA / SMK negeri ataupun swasta.
4. Meningkatkan motivasi dan semangat belajar para siswa serta memfokuskan pendidikan yang menjadi tanggung jawab utama mereka.
5. Ikut berkontribusi dalam pembentukan karakter bangsa melalui penciptaan generasi bangsa yang tagguh ber-IPTEK dan ber-IMTAQ.
C. Metode Materi Penyuluhan.
Acara ini dikemas dalam bentuk penyuluhan yang didalamnya terjadi interaksi diskusi dan tanya jawab antara tutor dan para siswa, dimana tutor menyampaikan input terlebih dahulu lewat presentasi. Adapun materi yang akan diberikan sebagai bekal siswa adalah :

No. Materi Durasi Pemateri
1. Pengenalan anatomi & fungsi organ reproduksi manusia (pria dan wanita) 90 menit Andrik Hakim, S.Kep; Ners.
2. Narkoba & seks bebas ditinjau dari Agama 90 menit Ust. Suwito, Al-Hafidz
3. Narkoba & seks bebas ditinjau dari psikologi dan kehidupan sosial remaja 90 menit Eli, S.Pd.
4. Narkoba & seks bebas ditinjau dari sisi medis & kesehatan, (analisa dampak) 90 menit Idris mahmudi, Amd.Kep; S,Pd.I.
5. Membangkitkan motivasi belajar 90 menit Dian wahana Putra, S.Pd.I.
Total 450 menit

Tekniknya 60 menit tutor memberi input lewat presentasi, 30 menit diskusi. Ke 5 materi diatas tidaklah kaku, namun fleksibel tergantung situasi dan kondisi. Kepala sekolah maupun para dewan guru diberi keleluasaan untuk memilih. Bisa diberikan semuanya atau dipilih mana yang dianggap prioritas dan paling penting.
D. Sarana dan Prasarana.
Yang dibutuhkan untuk acara penyuluhan ini adalah : ruangan atau kelas untuk 40-50 siswa, laptop, LCD, layar proyektor, sound laptop / komputer, kabel sambungan untuk laptop, LCD dan sound, foto copy angket sebanyak siswa yang menjadi peserta.
Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh tim bersama para guru yang berfungsi untuk mengetahui dan memetakan prilaku siswa yang terjadi saat ini. Ha ini berguna untuk masukan bagi guru dan sekolah. Data bersifat rahasia dan menjadi hak sekolah secara mutlak, tim 3 hanyalah fasilitator dan tidak akan mempublikasikan kecuali diizinkan pihak terkait.
E. Dana.
Dana yang dibutuhkan dalam acara ini :
1. Honorarium pemateri : @ Rp. 100.000 X 5 = Rp. 500.000
2. Konsumsi pemateri : @ Rp. 10.000 X 5 = Rp. 50.000
3. Foto Copy angket / kuesioner (sebanyak siswa) : kurang lebih Rp. 20.000
4. Lain-lain / tak terduga : Rp. 30.000
Total : Rp. 600.000
F. Waktu Pelaksanaan.
Waktu dan tempat pelaksanaan acara penyuluhan ini fleksibel tergantung kebijakan sekolah yang bersangkutan, yang terpenting adalah adanya saling komunikasi dan kordinasi dengan tim 3 klinik keperawatan akupuntur Jember setidaknya 1 minggu sebelum hari pelaksanaan harus kontak ke kordinator inti tim 3, yaitu Idris Mahmudi, Amd. Kep; S.Pd.I. : 081336385486. hal ini dimaksudkan demi kematangan persiapan tim pemateri.
G. Kualifikasi Pemateri.
Latar belakang dan kiprah pemateri :
1. Idris mahmudi, Amd.Kep; S,Pd.I. : lulusan D3 Keperawatan UNMUH jember, Lulusan S1 Pendidikan Agama Islam UNMUH Jember, saat ini sedang menempuh S2 di STAIN Jember. Dosen FIKES UNMUH Jember, Perawat-akupunturis dan dai muda yang aktif di organisasi Muhammadiyah.
2. Ust. Suwito, Al-Hafidz : Pengasuh pondok hafalan Al-Qur’an UNMUH Jember, hafidz Al-Quur’an 30 juz, ahli Ruqyah, dan saat ini sedang menyelesaikan program S1 Psikologinya di UNMUH Jember.
3. Eli, S.Pd. : aktivis organisasi Aisiyah, seorang guru, sangat keibuan terutama bagi para remaja, dan saat ini sedang menempuh S2 untuk jurusan Bahasa Inggris.
4. Andrik Hakim, S.Kep; Ners. : lulusan D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan FIKES UNMUH Jember. Pembimbing praktek dan guru SMK Muhammadiyah Jember jurusan keperawatan, saat ini sedang menempuh program hafalan Al-Qur’an di PONPES UNMUH jember.
5. Dian Wahana Putra, S.Pd.I. : lulusan S1 Pendidikan Agama Islam UNMUH Jember, guru SMP Muhammadiyah Rambi, dai muda dan saat ini di amanahi sebagai ketua organisasi IMM tingkat kabupaten.
H. Penjaminan Mutu.
Pasca siswa menerima materi dan ikut penyuluhan preventif narkoba dan free sex ini, secara otomatis sikap dan prilaku siswa akan berubah ke arah positif. Namun sebagaimana pasang surutnya nafsu manusia, kekuatan perubahan itu maksimal bertahan 1 bulan tergantung iman dan pertahanan diri masing-masing siswa, juga keberlanjutan pembinaan dari semua guru. Layaknya sebuah baterai yang terpenting adalah kontinuitas meng-charge-nya karena itulah proses pembelajaran dan pembentukan karakter calon penerus bangsa.
2. Penutup.
Demikian sekilas tawaran solusi kami untuk sekolah guna membentengi siswa-siswi SMP / MTs, dan SMA / MA / SMK demi masa depan yang lebih cerah. Jika tawaran solusi ini dianggap positif, kami menunggu kontak komunikasi dari bapak / ibu pimpinan dan para dewan guru semua.

khutbah idul adha

RENUNGAN IDUL ADHA
Oleh :











Idris Mahmudi, Amd.Kep.S.Pd.I.*
Email : idris_mahmudi@yahoo.co.id
Blog : www.tata-h5idris.blogspot.com
HP : 081336385486

Idun secara etimologi berarti hari raya, bisa juga diartikan kembali. Adha berarti menyembelih, Idul Adha = hari raya penyembelihan. Hal ini maklum, karena dihari itu umat muslim seluruh dunia disunnahkan (dianjurkan) untuk melakukan penyembelihan hewan bagi yang mampu dan dagingnya dibagikan pada mereka yang belum mampu sebagai uapaya ibadah dan pendekatan pada Tuhan. Dengan nada sinis orientalis melontarkan istilah ”sadistic killing” pada umat muslim terhadap ibadah kurban ini. Sungguh ucapan yang menusuk hati dan statemen yang keluar tanpa toleransi. Barat yang orientalis dan cenderung materialis begitu cepat menyimpulkan yang fisis lalu mengabaikan yang metafisis. Wajar saja kemudian jika budaya nudis berkembang di komunitas barat, karena iman mereka sudah terkikis. Apa yang mereka katakan sebagai ”sadistic killing” sebenarnya tidaklah demikian kiranya. Penyembelihan itu kita sebut sebagai kurban yang berasal dari kata qorroba – qurbaanan yang berarti mendekatkan. Mendekatkan apa ? Mendekatkan diri kepada Tuhan.
Selain disebut Idul Adha, dan Idul Qurban, hari ini juga disebut dengan Idul Haji karena pada bulan ini umat muslim seluruh dunia diwajibkan menunaikan ibadah haji bagi yang telah mampu. Sangat banyak hikmah yang bisa diambil dari Idul Adha ini, namun disini penulis hanya menyampaikan 3 hikmah saja dari makna Idul Adha sebagai renungan kita bersama. Pertama Idul Adha menyiratkan pesan kemerdekaan (freedom). Kemerdekaan itu dicerminkan dengan anjuran penyembelihan hewan. Secara fisik hal itu seakan menyakiti hewan, namun lebih dalam hal itu adalah semangat untuk berbagi pada sesama, merasakan sesama dan hidupnya sense of social. Bahkan penyembelihan itu merupakan simbol kita menyembelih sifat-sifat kebinatangan kita. Manusia adalah makhluk termulia jika dibanding dengan makhluk lainnya. Ia lebih mulia dari Malaikat apalagi binatang, namun jangan lupa bahwa manusia juga berpotensi menjadi sifat malaikat dan juga bisa menjadi sifat binatang bahkan lebih rendah lagi. Jika ketaqwaan manusia subur, malaikatpun memujinya bahkan sujud (menghormat) padanya. Jika nafsunya yang dominan, maka maksiat didewakan sehingga ia sama dengan sifat binatang bahkan Qur’an menyatakan bisa lebih rendah dari binatang.
Manusia berbeda dengan binatang, namun sifat kemanusiaan bisa luntur jika meniru sifat binatang. Banyak sifat yang membedakan manusia dengan binatang. Diatara yang membedakan manusia dengan binatang adalah sifat rakus. Rakus adalah stigma untuk binatang. Namun terkadang kita merenung sebenarnya siapa yang rakus, manusia atau binatang ? Dalam pelajaran biologi kita dikenalkan dengan istilah herbivora (hewan pemakan rumput misal sapi). Yang menarik sapi hanya makan rumput/dedaunan saja, ia tidak mau mie ataupun spageti, Carnivora pun begitu. Ternyata manusia di kelompok Omnivora (pemakan segala), akankah ini meingindikasikan manusia itu rakus ? Seakan manusia malah lebih rakus dari pada hewan. Sampai detik ini belum ada hewan pemakan api, tapi manusia sudah mampu memakan api (baca = merokok). Sepertinya perlu istilah baru untuk mahluk pemakan api ini. Jika kita berasal dari desa tentu kita tahu hewan yang dikenal bajing. Umum dikenal masyarakat desa bahwa bajing itu binatang yang rakus, tapi serakus-rakusnya bajing paling hanya kelapa yang dimakan. Tapi bajingan, bukan hanya kelapa, bahkan beras, uang, aspal, batu, gunung, kabel listrik, kayu jati pun dimakan. Karena kerakusan bajingan gunung bisa habis, dan hutan jadi gundul yang kemudian berakibat kerusakan, banjir maupun longsor.
Sifat kedua yang membedakan manusia dengan binatang adalah rasa malu. Bahkan Rosul SAW menegaskan ”malu itu sebagian dari iman”. Sapi tidak malu tidak berbaju dan kelihatan aurotnya. Harusnya manusia malu jika aurotnya terlihat, namun faktanya justru aurot manusia diumbar bahkan bangga dipamerkan. Itu kan sama dengan binatang. Ayam jantan mengejar ayam betina lalu melampiaskan syahwatnya tanpa ada komitmen (pernikahan) bahkan dilakukan di halaman sekolah tatkala upacara bendera sedang berlangsung, banyak manusia berbaris menyaksikannya si ayam enjoy saja. Hari ini perselingkuhan terjadi, remaja kita tanpa risih berciuman di tempat umum, bahkan berhubungan intim di semak-semak, ini kan lebih dari hewan. Data yang lebih mengerikan 62 % siswa/siswi SMP sudah pernah berhubungan seksual. Jika ayam melakukannya, itu hal yang wajar walau tanpa komitmen pernikahan ataupun ditempat umum, tapi bagi manusia ? Manusia memang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, tapi bukan berarti rakus. Manusia juga punya syahwat yang harus disalurkan, tapi bukan berarti tanpa kontrol. Disinilah peran agama mengaturnya, dan spirit Idul Adha ini adalah simbol kemerdekaan manusia dari sifat kebinatangan. Menyembelih binatang dalam Idul Qurban ini berarti menyembelih nafsu/sifat-sifat kebinatangan agar mengembalikan alam nasut (kemanusiaan) sebagai insan kamil bahkan lebih mendekatkan diri ke alam Lahut (dimensi ketuhanan yang suci yang menjadi sifat dasar ruh manusia).
Hikmah ke-2 dari Idul Adha adalah bulan yang menyiratkan Jihad (kesungguhan). Ismail yang begitu membahagiakan Ibrahim karena sekian tahun diidamkan beserta istri ke-2 nya harus ditinggalkannya di padang tandus yang tidak berpenghuni bahkan tak ada air untuk menunjang kehidupan. Untuk apa itu jika bukan karena ingin bersungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah, ingin sungguh-sungguh menjadi hamba Allah yang taat dan mendekatkan pada-Nya. Ribuan jamaah haji dari Indonesia yang konon harus mengeluarkan biaya 30-35 juta, sebulan meninggalkan keluarga, bahkan kepanasan dan berdesak-desakan di Mekkah, buat apa ? Niat dan kesungguhan untuk beribadah, mendekatkan diri pada Tuhan itulah yang melandasinya. Kita bukanlah kaum materialisme pemuja Karl Marx yang melakukan sesuatu hanya atas dasar materi. Kita juga bukan kaum behaviorisme pemuja Ivan Pavlov yang melakukan sesuatu atas dasar adanya stimulus dan respon. Kita adalah umat islam penganut ajaran yang disampaikan Muhammad SAW yang melakukan sesuatu atas dasar kepentingan baik dunia-maupun akhirat. Kesungguhan itulah yang memuliakan kita dari penganut apapun karena mampu melihat yang fisik dan meyakini yang metafisik. Justru dengan keyakinan terhadap yang metafisik (iman), menjadikan kehidupan ini lebih berarti.
Makna ke-3 dari Idul Adha berarti bulan persamaan manusia. Semua yang berhaji berpakaian yang sama dan berfokus pada yang sama (menuju dan hanya untuk Allah). Sebenarnya Idul Adha mengingatkan kita bahwa semua manusia itu sama, dilahirkan telanjang mati juga telanjang, hanya diselimuti kain kafan. Iman dan taqwa manusia lah yang membedakan di hadapan Allah. Gelar yang berderet, segala jabatan dan pangkat yang melekat semua itu akan tanggal di hadapan Tuhan. Jadi meminjam terminologinya Muhammad Iqbal, Idul Adha ini berfungsi untuk memanusiakan kembai manusia itu. Ya Allah ya Robi, terimalah ibadah kami, terimalah qurban kami dan terimalah haji kami.

• Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana STAIN Jember, Dai dan Perawat-Akupunturis, sekretaris majelis tabligh PCM Sumbersari, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.