curhat

SAAT AKAL TUNDUK PADA TUHAN Oleh : Idris Mahmudi, Amd.Kep; M.Pd.I. (HP : 081336385486) Sebagaimana kita ketahui, apabila mayat sudah di kubur pasti akan segera mengalami proses pembusukan dan penguraian, apalagi mayat yang sudah di kubur sekian waktu lamanya. Dalam pandangan Tanatologi , jika seseorang mati maka akan terjadi 4 keadaan/fase secara berurutan , yaitu : Livor Mortis (lebam mayat), Rigor Mortis (kaku mayat), Algor Mortis (penurunan suhu tubuh mayat), dan Dekomposisi (pembusukan mayat dan terjadi penguraian/penghancuran). Namun, kuasa Allah Swt, kita bisa temui banyak fakta dan bukti yang sangat kuat bahwa mayat atau jenazah para syuhada (Orang yang mati syahid dalam perang), para nabi, orang suci (wali Allah Swt), serta orang-orang sholih lainnya, tetap utuh dan bahkan menebarkan bau harum. Jasad-jasad itu tidak mengalami proses pembusukan ketika kuburan mereka di gali kembali. Salah satunya adalah peristiwa yang sangat luar biasa ini, yang sempat menghentak publik-dunia terutama penduduk di kawasan Iraq. Pada tahun 1932 , bertepatan dengan tahun 1351 H , raja Iraq yang bernama Shah Faisal I bermimpi yang mampu membuatnya gelisah. Di dalam mimpi itu , ia di tegur oleh Huzaifah Alyamani , salah seorang sahabat nabi Saw, yang berkata : “ wahai raja ! ambillah jenazah ku dan jenazah jabir al Anshori (juga salah seorang sahabat nabi Saw ) dari tepian sungai tigris dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburan ku sekarang di penuhi oleh air, kuburan jabir di penuhi juga dengan air.” Mimpi yang sama terjadi secara berulang-ulang pada malam berikutnya, tetapi raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena merasa ada hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga, Huzaifah Al-Yamani hadir dalam mimpi mufti besar Iraq. Huzaifah Al-Yamani berkata dalam mimpi sang mufti itu : “Aku telah memberitahukan raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazah ku, tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah pada raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami .” Setelah mendiskusikan masalah ini, raja Faisal di sertai oleh perdana mentri dan mufti besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskanlah bahwa mufti besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan perdana mentri akan menyampaikan pernyataan pers supaya semua orang tau tentang rencana besar ini. Maka di umumkanlah kepada publik bahwa rencana ini akan di langsugkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah sholat dhuhur dan ashar. Kuburan kedua sahabat nabi saw itu akan di buka dan jenazahnya akan di pindahkan ke tempat lain. Karena pada waktu itu sedang musim haji, maka para jama’ah haji yang sedang berkumpul di kota Mekkah, meminta raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa turut menyaksikan langsung ekskafasi dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskafasi itu ditunda sampai mereka selesai. Akhirnya, Raja Faisal I setuju untuk menangguhkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah. Setelah sholat dhuhur dan ashar, pada tanggal 20 Dzulhijah 1351 H bertepatan dengan Tahun 1932 M, orang –orang berdatangan ke kota Baghdad. Bukan hanya dari kalangan muslimin, melainkan juga dihadiri oleh banyak nonmuslim, mereka berkumpul di kota Baghdad hingga penuh sesak. Ketika Kuburan Huzaifah Al-Yamani di buka, segeralah mereka melihat bahwa kuburan itu di penuhi air di dalamnya. Tubuh Huzaifah Al-Yamani diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat hati-hati agar tidak rusak dan jenazah yang tampak masih sangat segar itu di baringkan di sebuah tandu. Kemudian, raja Faisal beserta mufti besar, perdana mentri dan pangeran Parok dari mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dari kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-janazah itu. Selanjutnya, tubuh jabir bin Abdullah Al-Anshari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama hati-hatinya dan dengan segenap kehormatan. Pemandangan yang sangat menakjubkan itu sedang dilihat oleh banyak orang laki-laki dan perempuan, muda dan tua, miskin dan kaya, muslim dan non muslim. Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi Saw yang kurang dikenal kaum muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh oleh bakteri pengurai sedikitpun. Kedua jenazah mulia yang menggemparkan dunia dan membuat semua yang menyaksikan saat itu terperanga dan tak bisa menutup mulutnya. Kebisuan pun mengharu biru, mereka seolah tak percaya dengan apa yang mereka saksikan pada hari itu. Selain tubuh keduanya yang tampak segar bugar, peti mati mereka juga tampak masih utuh dan baru : bahkan pakaian yang mereka kenakan pada saat di kubur semuanya utuh. Kalau dilihat sekilas, kedua sahabat nabi dan pahlawan islam ini tampak seperti masih hidup dan hanya terbaring saja. Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan di kebumikan kembali ke kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan sahabat sejati Nabi lainnya, yaitu Salman Al-Farisi yang terletak di Salman Park, kurang lebih 30 mil jauhnya dari kota Baghdad. Kejadian ajaib ini sangat mengundang kekaguman para ilmuan, kaum filsafat dan para dokter. Salah satu dari mereka adalah seorang fisiologis dari Jerman yang kelihatan sangat tertarik dengan fenomena ini. Ia sangat ingin melihat langsung kondisi tubuh jenazah kedua sahabat nabi itu yang telah dikuburkan selama 1300 tahun lamanya. Oleh karena itu, ia langsung mendatangi mufti besar Iraq. Sesampainya ia di tempat, peristiwa akbar itu sedang terjadi dan menyaksikan sendiri tanda kekuasaan Allah tersebut, ia langsung memegang kedua tangan sang mufti dengan eratnya sambil berkata : “bukti apa lagi yang harus di cari bahwa islam itu benar. Aku sekarang juga akan masuk islam dan tolong ajari aku tentang islam”. Di hadapan ribuan orang yang sedang menyaksikan dirinya, dokter dari Jerman itu menyatakan keislamannya. Seketika itu juga, banyak orang lainnya yang beragama Kristen bahkan Yahudi turut juga menyatakan diri sebagai muslim karena mereka melihat bukti yang sangat nyata di pampangkan di depan mata mereka. Ini bukan yang pertama dan terakhir masih banyak lagi setelah itu kaum Nasrani dan Yahudi serta dari agama lain yang berbondong-bondong masuk islam karena telah menyaksikan atau mendengar kejadian aneh nan menakjubkan ini. Fenomena Jabir dan Huzaifah, dua sahabat Nabi Saw. yang meninggal saat perang Uhud itu membukakan mata banyak sekali umat manusia. Mereka menunjukkan bagi umat manusia bahwa nikmat kubur itu memang benar-benar ada, sama halnya juga dengan azab kubur yang juga benar-benar terjadi. Barang siapa yang mendapat nikmat kubur, jasadnya akan tetap utuh dan harum serta namanya akan di kenang. Dari sini nampak bahwa konsep kedokteran khususnya bidang tanatologi tidak mampu menjelaskan penyimpangan proses pembusukan mayat para syuhada. Konsep empirismenya John Lock dan paradigma positivistiknya Augustus Comte juga runtuh oleh fakta utuhnya jasad 2 sahabat nabi diatas. Satu-satunya dalil dan argumentasi ilmiah adalah dengan meyakini Q.S. Al-Baqoroh : 154 : ولاتقولوا لمن يقتل في سبيل الله أموات بل أحيأ ولكن لاتشعرون “Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”.

0 komentar:

Posting Komentar