curhat

RENUNGAN IDUL FITRI


NASKAH KHUTBAH IDUL FITRI (LOMBA)

3 DOSA YANG PERTAMA
(ANTI KORUPSI, RASIALISME DAN FANATISME)

Oleh :







Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I. *.
HP : 081336385486.
Blogger : www.tata-h5idris.blogspot.com.
E-mil : idris_mahmudi@yahoo.co.id.

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر لاإله إلاالله ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا.من يهد الله فلا مضل له،ومن يضلله فلا هادي له.أشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسو له لا نبي بعده. أللهم صل على محمد وعلى أل محمد،أما بعد: فيا أيها الحاضرون،إتقوا الله فقد فاز المتقون.
Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Sejak kemarin sore hingga semalam penuh gema takbir, tahmid dan tahlil berkumandang di seluruh dunia. Lafadz takbir yang berarti mengagungkan Allah karena kesuksesan dan keberhasilan umat islam dalam memenangkan sebuah pertarungan besar. Iya, pertarungan melawan hawa nafsunya sendiri. Sebulan lamanya kita ditempa di kawah candradimuka Romadlon. Sebulan lamanya kita berpuasa yang sebenarnya bukan hanya tidak makan, tidak minum secara fisik saja. Tapi berpuasa baik secara batiniah maupun secara psikis. Disaat siang hari Romadlon kita tidak boleh berhubungan intim dengan istri kita. Mengapa ? padahal dia istri yang telah dihalalkan oleh Islam ? Romadlon menempa kita untuk menundukkan nafsu seks kita walau pada istri yang halal sebagai sarana pelatihan. Harapan Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 183 “agar engkau bertaqwa”, mungkin bisa kita ilustrasikan sebagai metemorfosis ulat menjadi kupu-kupu. Siapa yang tidak kenal ulat ? pohon apapun dihinggapi ulat pasti akan rusak. Ulat hinggap di daun akan memakan daun. Di batang, merusak. Hinggap di buah apalagi...., baru-baru ini kota Probolinggo diserang ulat bulu, betapa resahnya masyarakat. Seakan ulat selalu membuat masalah. Suatu saat ulat berpuasa di fase metamorfosisnya dalam kepompong, ia hentikan makan, dan hanya diam saja. Beberapa hari kemudian ia menjelma kupu-kupu. Semua orang tidak menyangsikan betapa indahnya kupu-kupu. Jika para hadirin tahu, semakin menjijikkan dan semakin gatal ulat itu, maka semakin indah kupu-kupu yang dihasilkan. Jika dulu ulat ditolak oleh tumbuhan karena merusak, hari ini kupu-kupu justru diharapkan oleh semua tumbuhan, karena hinggapnya kupu-kupu ke bunga membantu dalam proses pembuahan sehingga bunga juga berubah menjadi buah yang amat dibutuhkan manusia.
Sebulan lamanya kita ditempa di kepompong Romadlon hadirin, yang seharusnya pasca Romadlon kita jadi indah seindah kupu-kupu. Derajat bertaqwa bagi mereka yang telah memenangkan hawa nafsu selama Romadlon dan mempraktekkannya pasca Romadlon di bulan-bulan berikutnya. Namun sayang, kenyataan itu paradoksal dengan konsepnya. Harusnya pasca Romadlon semakin baik semua kehidupan manusia. Saat di bulan puasa alim, begitu Romadlon berlalu jadi dzolim. Selama Romadlon nafsu dikekang, dikendalikan bahkan dalam ekstrim kita penjarakan, namun tatkala Romadlon berlalu nafsu bebas dari penjara dan menjadi dewa di kehidupan kita sehari-hari. Tidak usah jauh-jauh mencontohkannya hadirin. Hari ini kita berhari raya dan diharamkan berpuasa. Pertanyaannya besok pasca sholat idul fitri ini berapa banyak yang berpuasa Syawwal 6 hari ? Jika sebulan penuh berpuasa Romadlon itu wajar dan biasa saja para hadirin, karena yang lain juga sedang berpuasa. Tapi hari berikutnya yang berpuasa Syawwal 6 hari itu baru luar biasa, karena ia berpuasa saat lainnya berpesta pora dan tenggelam dalam kenikmatan makanan. Padahal sabda nabi sudah sangat jelas :
عن أبي أيوب الأنصارى رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر.(رواه مسلم)
“Dari Abi Ayyub Al-Anshori RA, sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda : barang siapa yang berpuasa Romadlon dan mengikutinya dengan puasa 6 hari di bulan Syawwal, maka ibarat puasa setahun”.(HR. Muslim)

Pertanyaannya, siapa yang melakukannya ? sangat minoritas, karena nafsu sudah terlanjur dimerdekakan. Oleh karena itu pasca Romadlon dinamai Syawwal yang berarti meningkat. Hal ini dimaksudkan kualitas ibadah kita dan kualitas diri kita mengalami peningkatan yang positif. Ulat menjadi kupu-kupu. Manusia dari awalnya destruktif menjadi konstruktif. Kemenangan di hari raya ini layak kita rayakan dan kita semarakkan karena setidaknya nafsu kita berhasil kita kalahkan, namun bukan berarti terlena dan terperdaya lagi di bulan-bulan berikutnya.
Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Suatu ketika Nabi Muhammad beserta para sahabatnya baru saja selesai perang badar, perang yang terkenal perang besar di sejarah islam. Dalam perjalanan pulang nabi nyeletuk :
رجعنامن جهاد الأصغرإلى جهاد الأكبر
“Kita telah pulang dari Jihad yang kecil menuju Jihad yang lebih besar”.

Para sahabat heran karena selama ini perang badar adalah medan jihad terbesar dan bertanya : ”Jihad besar apakah wahai Rosululloh ?” Rosul menjawab : ”Jihad melawan Nafsu”.
Jihad untuk meundukkan nafsu kita sendiri saudaraku sekalian. Karena nafsu seringkali menjadi sumber angkara murka. Apakah nafsu selalu jelek ? Tidak hadirin. Nafsu adalah pelengkap kesempurnaan manusia sebagai manusia. Nafsu adalah kecenderungan manusia. Ia harus ada pada manusia namun penggunaannya harus dikontrol oleh akal sehat dan Agama (Syari’at Islam). Bukankah anak-anak tercinta kita terlahir karena adanya nafsu ? nafsu perlu ada dan butuh penyaluran. Agama mengatur itu. Tanpa nafsu maka bukan manusia, ia adalah malaikat. Mendewakan nafsu juga bukan manusia lagi, tapi binatang. Oleh karena itu islam tidak membolehkan membujang, tidak menikah, atau pengkebirian atas nama mengekang nafsu. Karena itu menghilangkan fitrah dasar manusia. Islam juga mengkutuk manusia yang berprilaku binatang yang tamak, rakus, bebas nilai bahkan free sex, karena itu mendewakan nafsu.
Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Sejarah telah membuktikan bahwa ada 3 dosa yang ternyata itu tercetus karena nafsu yang tidak terkendali. Pertama : nafsu kesombongan, saat penciptaan Adam AS,
قال مامنعك ألا تسجد إذ أمرتك؟قال أناخيرمنه خلقتني من ناروخلقته من طين
“Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".(Q.S. Al-A’rof : 12).

Kesombongan seringkali melupakan diri. Padahal dulu adalah teman kita, begitu jadi birokrasi lupa diri. Dulu adalah sahabat yang sering tangan kita saling berjabat, begitu jadi pejabat enggan mendekat. Padahal jabatan yang melekat hanyalah sekedar ”apa” yang menjadi pelengkap identitas manusia. Namun hakikat manusia existensinya tetaplah sebagai ”siapa”. Jika kita bertemu dengan seseorang, kita bertanya ”siapa” dia ? Dia adalah Rohman misalnya. Siapa Rohman ? dia adalah manusia. Jika diteruskan ”apa” pekerjaan Rohman ? baru dijawab dia dosen, dia profesor, dia bupati, dia presiden dll. Jujur saja hadirin, semua pekerjaan, prestasi dan jabatan yang melekat pada manusia hanyalah sekedar ”apa”. Tapi kemanusiaan itu adalah hakikat ”siapa” existensi diri kita yang sebenarnya. Kita semua sama, tercipta dari sperma yang hina, terlahir telanjang dan berahir hanya selembar kain kafan. Mengapa kita begitu sombong ? mengapa ”apa-apa” yang ada pada kita saat ini justru mengalahkan existensi ”siapa” sebenarnya kita. Oleh karena itu momentum Romadlon kemarin dan hari raya Idul Fitri yang berbahagia ini kita melebur diri, berbaur lagi. Kita buang kesombongan dari diri kita, kita tanggalkan egoisme kita dan saling memaafkan atas semua khilaf dan dosa yang diperbuat ke sesama kita selama ini.
Kesombongan itu di era sekarang menjelma dengan konsep ”rasialisme” dan ”fanatisme”. Atas nama rasialisme Amerika menganggap dirinya superior diatas bangsa lain dan menganggap inferior bangsa lain. Atas nama rasialisme (dengan teologi Goyyim) Yahudi Israel menganggap dirinya yang paling baik hingga membantai rakyat Palestina. Atas nama rasialisme bangsa Arab merasa sebagai suku Quraisy, merasa keturunan nabi, merasa lebih islam dari yang lain sehingga merasa lebih baik dari pada umat islam lain yang non-Arab. Bahkan belakangan bertindak semena-mena dengan TKW dari Indonesia. Bukankah manusia dihadapan Allah adalah sama. Nabi Muhammad juga menegaskan bahwa tidak ada perbedaan Arab dengan bukan Arab, bahkan Al-Qur’an Surat Al-Hujurot ayat 13 menyatakan bahwa yang membedakan manusia dimata Tuhan hanyalah Taqwanya.
Kesombongan itu saat ini juga muncul dalam bentuk ”fanatisme”. Fanatik pada agama yang dianut itu perlu, tapi fanatisme keyakinan sehingga melahirkan ”claim of thruth” berbahaya. Karena yang demikian itu melahirkan keyakinan bahwa hanya keyakinannyalah yang benar dan yang lain salah. Hal ini akan menimbulkan kerusakan. Bom Bali adalah kesombongan fanatisme. Membunuh orang atas nama nafsu kemudian dibalut dengan baju agama. Membunuh orang atas nama ”Allah”. Merusak sarana ibadah atas nama ”Allah”. Tuhan kok dibajak. Itulah kesombongan yang ingin kita buang dalam momentum hari raya yang bahagia ini.
أكبر ألله أكبر ولله الحمد.
Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Dosa hawa nafsu kedua adalah keserakahan. Hal ini dilakukan oleh sepasang manusia pertama yang tergoda rayuan Syetan, sebagaimana ilustrasi Surat Al-Baqoroh ayat 35-38. Di syorga semua dihalalkan dan semua diperbolehkan untuk dimakan kecuali satu pohon saja, kecuali 1 buah saja. Semua yang halal tidak nampak justru atas nama keserakahan 1 yang dilarang dilirik. Syetan datang mempermainkan nafsu serakah manusia, dan keserakahan itu menggelincirkan Adam dan hawa dari syorga. Hutan yang gundul saat ini di negeri yang konon sebagai untaian zamrud katulistiwa ini karena keserakahan manusia yang kemudian berdampak banjir dimana-mana. Bahkan masih teringat di pelupuk mata banjir lumpur, gunung longsor di Panti Jember-JATIM juga atas keserakahan manusia. Bukit-bukit dan gumuk rata dengan tanah karena keserakahan manusia. Negeri ini hancur karena koruptor merajalela itupun karena ketamakan dan keserakahan manusia yang merasa tidak cukup dengan miliknya sehingga mengambil yang bukan haknya. Menurut hemat kami jauh lebih menakutkan koruptor daripada pencuri. Pencuri terkadang terpaksa melakukan tindakan mencuri karena memenuhi kebutuhan hidupnya, atau kebutuhan keluarganya. Namun koruptor melakukan tindakan korupsi karena memenuhi gaya hidupnya. Koruptor merasa kurang dengan pendapatan sah yang dimiliknya, sehingga gaya hidup menuntutnya untuk mengkorupsi yang bukan haknya. Ironisnya mengapa pencuri sebuah semangka dihukum penjara sedang koruptor bank berkeliaran ? Skandal centuri entah kemana ? Malinda dee katanya masih mau operasi ? Anehnya Gayus Tambunan bisa pelesiran ke Bali ? Seorang terhormat yang katanya wakil rakyat M Nazarudin bendahara partai Demokrat dijemput masih belum kembali ? Mengapa jika kesalahan menimpa rakyat kecil hukum ditegakkan, namun jika menyentuh pejabat dan konglomerat hukum diabaikan ? Inilah yang mengantarkan kehancuran negeri ini. Pantas jika Muhammad SAW dulu dengan geram pernah berpidato :
عن عائسة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: أيهاالناس إنما أهلك الذي من قبلكم أنهم كانوا إذا سرق فيهم الشريف تركوه،وإذا سرق فيهم الضعيف أقاموا عليه الحد.والذي نفسي بيده لوسرقت فاطمة بنتي لقطعتهايدهابيدي.(رواه البخارى ومسلم)
”Dari Aisah RA, sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda : wahai para manusia, sesungguhnya kebinasaan umat terdahulu adalah manakala pembesar mereka mencuri (korupsi) hukum diabaikan, dan jika orang lemah (rakyat kecil) mencuri hukum ditegakkan. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika putriku Fatimah mencuri, sungguh sayalah yang memotong sendiri tangannya”.(HR. Bukhori dan Muslim).

Kita lihat betapa negeri ini mempermainkan hukum. Betapa banyak pejabat yang koruptor masih bisa sembunyi dan menyanyi-nyanyi. Sebenarnya sembunyi atau dilindungi ya ? Jika kita berkaca pada Cina, dulu juga terkenal sebagai negara korupsi, birokrasi kekaisaran Cina susah membasmi. Suatu ketika dilantiklah seorang kaisar baru. Begitu dilantik kemudian menyampaikan pidato kekaisarannya yang singkat : ”Sediakan 100 peti mati bagi para koruptor, dan sisakan 1 untuk saya manakala kalian dapati saya korupsi”. Sejak saat itu para koruptor di Cina dihukum mati dan menimbulkan efek jera sehingga saat ini Cina menempati salah satu negeri yang kecil bahkan dinyatakan bersih korupsi. Cina negara yang umat islamnya minoritas bahkan komunis, namun ia praktekkan islam, semangat hadis diatas diaplikasikan sehingga mengantarkan Cina menjadi negara maju, bahkan sekarang diprediksi menjadi macan Asia bersama India. Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Mayoritas pendudukanya Islam, bahkan 83 % muslim tapi korupsi merajalela, bahkan digelari negeri terkorup nomer 3 sedunia, terkorup nomer 1 se-Asia Pasifik. Bagaimana hukuman bagi koruptor Indonesia ? Karena yang diterapkan bukan hukuman mati, justru penjara ber-AC, ada fasilitas karaoke, bahkan ada salon untuk perawatan Kecantikan layaknya hotel berbintang 5. Kalaupun hukuman mati bagi koruptor Indonesia diterapkan, kami pribadi tidak setuju. Salah jika koruptor dihukum mati, yang benar adalah dimutilasi. Iya kalau Cina dengan hukuman mati sudah jera, Indonesia...., korupsi seakan sudah mendarah daging dari birokrasi atas sampai ke bawah. Korupsi adalah manifestasi ketamakan, keserakahan yang merupakan dosa ke-2 yang membuat 2 manusia mulia tergelincir dari Syorga. Oleh karena itu fenomena sekarang banyak termuat TV, dulu pejabat karena diketahui korupsi jadi tersangka penjahat. Dulu bupati karena korupsi jadi masuk bui.
Fenomena keserakahan nafsu itu sering muncul di bulan Romadlon kemarin tatkala menjelang berbuka. Semua makanan dan minuman disiapkan di meja. Seakan semua mau dimakan. Padahal perut kita terbatas, begitu berbuka minum segelas air, sepiring nasi tambah segelas susu sudah kenyang. Kemana yang seakan mampu menghabiskan semua makanan tadi ? Itulah nafsu keserakahan yang ingin dikendalikan saat puasa. Sering kita jengkel dengan ”bajing” (tupai) karena kerakusannya. Jika hadirin tahu, serakus-rakusnya ”bajing” paling hanya buah kelapa yang dimakan. Tapi ”bajingan” bukan hanya buah kelapa yang dimakan, tiang listrik dimakan, kabel listrik dimakan, aspal, batu koral, semen bahkan kapal pun dimakan. Keserakahan, dosa kedua itu dienyahkan oleh puasa Romadlon dan di hari raya fitri ini kita menjadi suci, sesuci bayi yang baru dilahirkan dari rahim sang ibu.
Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Dosa ketiga adalah Iri dan dengki. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27-31, bahwa putra Adam Qobil iri pada saudaranya Habil karena kurbannya diterima sementara miliknya tidak, dan mendapatkan saudari kembarnya yang cantik untuk diperistri. Nafsu iri itu kemudian melahirkan dosa ke-4 yaitu pembunuhan Habil oleh Qobil.
Atas nama iri dan dengki kita tidak menyapa tetangga kita yang baru mendapat rejeki. Justru sang istri malah mengahasut dan membisiki suami untuk mencuri bagi yang penghasilannya pas-pasan, dan membisiki suami yang mendapat kursi dan duduk di birokrasi untuk korupsi agar mendapatkan apa yang dicari-cari, karena iri dan dengki terhadap apa yang dimiliki tetangga sendiri.
Oleh karena itu saya berpesan pada para hadirin semua, bapak-bapak dan ibu-ibu. Hakikat hari raya idul fitri ini jangan dinodai. Sebab sudah mulai ada stigma dan gejala, bahwa hari raya idul fitri adalah ajang dan kesempatan unjuk gigi. Para bapak mengeluarkan Avanza nya yang sekian lama di kandang dan membawa semua keluarganya keliling silaturrohmi. Para istri mengeluarkan baju terindahnya dan emas terberatnya agar tampak berseri. Awas ! terjebak kesombongan, itu dosa pertama sejarah pembangkangan syetan terhadap penciptaan manusia. Karena ajang unjuk gigi, maka yang tidak mampu merasa iri akhirnya mendengki tetangganya sendiri. Awas ! iri dan dengki adalah dosa ketiga dari sejarah umat manusia yang kemudian berbuah dosa ke-4 yaitu pembunuhan.
Kesombongan, keserakahan dan keirian, 3 dosa utama dan pertama yang selama Romadlon dan hari raya fitri ini akan kita enyahkan. Semoga dengan semangat Romadlon dan semangat hari raya Idul Fitri Syawwal ini kita semua dijauhkan dari kemaksiatan terutama 3 dosa diatas. Allhumma amin. Dan marilah kita berdoa bersama-sama :
أعوذباالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. أللهم صل على محمد وعلى أل محمد والحمدلله رب العلمين. أللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحيإ منهم والأموات أللهم أرناالحق حقاوارزقناإتباعه وأرناالباطل باطلاوارزقناإجتنابه ربناهب لنامن أزوجناوذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما ربناأتنافي الدنياحسنة وفي الأخرةحسنة وقناعذاب النار. عبادالله: إن الله يأمربالعدل والإحسان وإيتائ ذى القربى وينهى عن الفحشإ والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون.فاذكروني أذكركم واشكرولي على نعم يزدكم ولذكرالله أكبر.

Jember, 21 Juni 2011.

Penulis,



Idris Mahmudi, Amd.Kep; S.Pd.I.




• Peserta adalah Dai dan Perawat-Akupunturis, penulis buku “Panduan Lengkap seks Islami ditinjau dari Segi Al-Qur’an, hadis dan Medis”, alumni IMM, guru SMK Muhammadiyah Jember dan dosen bantu di FIKES UNMUH Jember.

0 komentar:

Posting Komentar